> >

Stafsus Erick Thohir Ingatkan Ahok: Komut Merasa Dirut Itu Jangan, Harus Tahu Batas!

Bumn | 29 November 2021, 10:48 WIB
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (11/2/2020). Arya mengingatkan Ahok yang merupakan Komisaris Utama Pertamina, jangan merasa seperti direksi Pertamina dan harus tahu batasan. (Sumber: Kompas.com/AKHDI MARTIN PRATAMA)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Beberapa waktu lalu Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, menyebut banyak kontrak di BUMN yang bermasalah. Termasuk di Pertamina. Pernyataan Ahok pun mendapat tanggapan dari Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga.

Menurut Arya, apa yang disampaikan Ahok juga sudah lama disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir.

"Harusnya beliau lihat juga bahwa apa yang diomongkan beliau itu udah lama diomongkan Pak Erick Thohir. Mulai dari urusan bahwa jangan sampai project-project itu jadi bancakan korupsi, bahwa BUMN itu adalah perusahaan milik negara," kata Arya kepada awak media, Minggu (28/11/2021).

"Kemudian juga kalaupun ada kerja sama dengan BUMN harus win-win solution, tidak boleh ada yang dirugikan. Itu semua itu udah dibicarakan oleh Pak Erick jauh-jauh hari," lanjutnya.

Baca Juga: TEGAS! Ahok Minta Revisi UU BPK: Ada Oknum dan Pejabat yang Masuk Penjara

Dalam beberapa kesempatan, Erick Thohir memang tak segan menyebut ada dugaan korupsi di BUMN. Misalnya saat rapat bersama DPR terkait utang PT Perkebunan Nusantara III yang mencapai Rp43 triliun. Erick menyebut utang itu disebabkan praktik korupsi yang lama terjadi di induk holding perkebunan itu.

Kembali ke Arya Sinulingga. Ia mengatakan, Kementerian BUMN punya 5 sektor yang menjadi fokus transformasi BUMN yang seharusnya diketahui Ahok. Pertama, transformasi digitalisasi oleh Telkom dan Telkomsel. Kedua, transformasi energi terbarukan oleh PLN.

Ketiga, transformasi di industri pertambangan yang ramah terhadap lingkungan hidup. Keempat, transformasi industri pariwisata. Kelima, transformasi di industri pangan.

Arya juga mengingatkan, Ahok yang merupakan Komisaris jangan merasa seperti direksi Pertamina.

Baca Juga: Jokowi di Hadapan Ahok Dkk: Impor Minyak Kita Terlalu Besar Sekali!

"Dan itu harusnya diterapkan juga di Pertamina 5 transformasi itu, dan beliau kan sebagai komut harus membicarakan itu juga di sesama komisaris, di dewan komisaris. Jangan sampai Pak Ahok ini di Pertamina juga menjadi komisaris merasa direktur gitu. Komut merasa dirut itu jangan, harus tahu batasan-batasannya," tutur Arya.

Ia juga meminta Ahok banyak belajar agar tidak 'ketinggalan kereta'.

"Dan kita berharap ke depan Pak Ahok makin banyak nih belajar dari apa yang sedang dilakukan oleh BUMN. Jangan sampai Pak Ahok ketinggalan kereta. Masa Pak Ahok sebagai komut ketinggalan kereta," ucap Arya.

Dalam kanal YouTubenya, sebelumnya Ahok mengatakan jika banyak kontrak bisnis di BUMN yang bermasalah dan merugikan BUMN tersebut.

Baca Juga: Ahok Akui Adik Iparnya Pakai Mobil PJR untuk Pacaran

"Banyak kontrak di BUMN yang sangat merugikan BUMN juga, termasuk Pertamina. Itu yang saya marah, ini lagi kita koreksi nih. Kenapa kontrak-kontrak ini menguntungkan pihak lain?" sebut Ahok.

"Itu mens rea-nya ada. Mungkin anda terlindungi oknum BPK, tidak ada kerugian kali atau dikatakan cuma salah bayar atau kelebihan bayar mungkin ya. Tapi, kalau saya, pasti anda saya proses," ujar Ahok.

Ahok juga menyoroti rencana akuisisi produsen mobil listrik asal Jerman oleh Indonesia Battery Corporation (IBC). IBC adalah holding BUMN baterai kendaraan listrik. Pertamina bersama MIND ID, Antam, PLN, masing-masing memilki saham 25 persen di IBC.

Ahok menilai akuisisi tersebut tidak layak dan tidak menunjang bisnis IBC di masa depan.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber :


TERBARU