> >

UEA Akan Investasi Rp642 T di Indonesia, Produk Susu hingga Energi Terbarukan

Kebijakan | 8 November 2021, 07:06 WIB
Menteri Inevstasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (masker putih) ikut mendampingi Presiden Joko Widodo (kiri) dalam Forum Bisnis Indonesia-Uni Emirat Arab (UEA) di Dubai, UEA, Kamis (4/11/2021). (Sumber: Antara )

DUBAI, KOMPAS.TV- Indonesia berhasil meraih komitmen investasi senilai 44,6 miliar dolar AS atau setara Rp642, 2 triliun (kurs Rp14.400 per dolar AS) dari kunjungan ke Uni Emirat Arab (UEA).

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan, investasi UEA di Indonesia terpusat pada 3 sektor. Yaitu investasi energi terbarukan, investasi membangun industri yang berbasis pengelolaan lingkungan yang baik dan investasi dengan kolaborasi yang baik.

"Dalam rangka melakukan respons cepat untuk mewujudkan konsep investasi bersama antara Indonesia dan UEA, kami telah diperintahkan mengurus seluruh hal terkait perizinan dan fasilitasi lain yang dibutuhkan investor UEA di Indonesia," kata Bahlil seperti dikutip dari Antara, Senin (8/11/2021).

Bahlil ikut mendampingi Presiden Joko Widodo pada kegiatan Forum Bisnis Indonesia-Uni Emirat Arab (UEA) di Dubai bersama sejumlah menteri lainnya.

Baca Juga: Penumpang Garuda Kini Bisa Nikmati Rute Internasional dengan Maskapai Emirates

Pertemuan bisnis itu dihadiri oleh 9 perusahaan UEA yang sudah memiliki minat investasi ke Indonesia baik untuk investasi baru maupun untuk perluasan.

Beberapa perusahaan yang hadir menyampaikan komitmennya untuk menanamkan modal di Indonesia menambahkan perjanjian b-to-b (business-to-business) yang sudah dipertukarkan di depan pimpinan kedua negara.

Diantaranya Al Dahra Group (produk turunan susu), Yas Holding (agrikultur), Emirates Global Alumunium (smelter alumunium), Damac Properties (properti), dan AMEA Power (energi terbarukan).

Secara total, komitmen investasi selama kunjungan di UEA mencapai 44,6 miliar dolar AS, termasuk nilai investasi dari Nota Kesepahaman antara Kementerian Investasi/BKPM dengan Air Products dari Amerika Serikat senilai 15 miliar dolar AS.

Baca Juga: Pemerintah Kejar Target Pembangunan 11 Ruas Tol Baru di Akhir 2021, Ini Daftarnya

Presiden Joko Widodo, dalam forum tersebut, juga menegaskan komitmen pemerintah Indonesia untuk melakukan hilirisasi dan menghentikan proses ekspor produk mineral mentah ke pasar internasional.

"Kami akan terus melarang ekspor produk mineral mental, setelah alumunium dan nikel, mungkin nanti tembaga, ini agar investor membangun industri nilai tambah di Indonesia," ujar Presiden saat menanggapi rencana Emirates Global Alumunium (EGA) untuk menanamkan modalnya di Indonesia bermitra dengan BUMN tambang PT Inalum (persero).

Sementara itu, Menteri Energi dan Industri UEA Suhail Mohammed Al Mazrouei yang mewakili pemerintah UEA menyatakan, pihaknya ingin bekerja sama dengan Indonesia, bukan hanya karena Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar.

Namun Indonesia punya kapabilitas, sumber daya serta posisi strategis di dunia internasional.

Baca Juga: Sanksi Pidana Jadi Opsi Terakhir Pemerintah Hadapi Pengemplang Pajak Dalam UU HPP

"Kami memiliki target yang tinggi dari kerja sama yang ditandatangani hari ini. Pemerintah UEA memiliki minat tersendiri akan pembangunan ibu kota baru Indonesia. Di samping itu kami juga melihat minat dari sektor swasta UEA," ungkap Suhail.

Berdasarkan catatan Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi asal UEA di Indonesia pada Januari-September 2021 sebesar 7,8 juta dolar AS.

Sementara akumulasi realisasi investasi asal UEA di Indonesia tahun 2016-kuartal III 2021 mencapai 250,7 juta dolar AS dan berada pada peringkat ke-27.

Investasi asal UEA didominasi sektor tanaman pangan dan perkebunan dengan total realisasi sebesar 109,0 juta dolar AS (43,5 persen), serta 71 persen total realisasi investasi UEA di Indonesia berlokasi di luar pulau Jawa.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Antara


TERBARU