HUT ke-76 RI, Sejumlah Ketimpangan di Tanah Air Masih Jadi PR
Ekonomi dan bisnis | 17 Agustus 2021, 13:26 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Memperingati Hari Ulang Tahun ke-76 Republik Indonesia, selain untuk tetap berfokus mengatasi pandemi Covid-19, juga perlu dijadikan sebagai momentum guna mengatasi ketimpangan di Nusantara.
Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan Abdul Halim mengatakan bahwa ketimpangan masih nyata terlihat di tengah suasana kemerdekaan yang sudah memasuki usia yang ke-76.
"Saat ini, kondisi perekonomian Indonesia masih terlihat rentan seperti masih banyak tergantung kepada sejumlah faktor seperti utang dan investasi asing," ujarnya di Jakarta, Selasa (17/8/2021)
Selain itu, Abdul Halim berpendapat bahwa akibat konversi lahan pangan secara masif, harga pangan dalam negeri justru sulit dikejar oleh masyarakat kalangan menengah ke bawah.
Sedangkan, terkait sektor pangan, Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Indra Setiawan menekankan pentingnya untuk mengatasi ketimpangan produktivitas pangan antarwilayah dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan Nusantara.
"Perkembangan produktivitas tanaman penting, seperti padi dan jagung, yang cenderung stagnan dalam beberapa tahun terakhir dapat diatasi dengan memacu peningkatan produktivitas di luar Pulau Jawa," kata Indra, seperti dikutip dari Antara.
Baca Juga: Semarakkan HUT ke-76 RI, BRI Tawarkan Sejumlah Promo Menarik
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan produktivitas padi yang dihasilkan di Pulau Jawa lebih tinggi 23 persen dari produktivitas padi di luar Jawa.
Selain itu, rata-rata produktivitas petani padi di luar Jawa hanya mencapai 45,78 kuintal GKG per hektar, lebih rendah dari produktivitas petani padi di Pulau Jawa yang sebesar 56,42 kuintal GKG per hektar.
Akibatnya, menurut Indra, walaupun luas panen padi di luar Jawa berkontribusi pada sekitar 50 persen dari total luas panen padi nasional yang mencapai 10,68 juta hektar di 2019, kontribusi petani luar Jawa terhadap produksi padi nasional hanya sebesar 44 persen.
"Potensi peningkatan produktivitas dari luar Jawa dapat dipacu lewat penggunaan pupuk dan benih unggul, mekanisasi pertanian, dan juga peningkatan akses dan perbaikan jaringan irigasi," pungkasnya.
Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto di Jakrta pernah mengatakan, perubahan iklim dan ketimpangan masih akan jadi tantangan yang dihadapi oleh Indonesia pada 2045, Selasa (10/8/2021).
Soal isu ketimpangan, lanjutnya, satu penyebabnya karena masih ada kelompok masyarakat yang tidak memiliki akses dan menyesuaikan diri terhadap perkembangan teknologi.
"Potensi ketimpangan kesehatan dan pendidikan yang disebabkan ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi yang cepat, ikut berperan menambah ketimpangan antarkelompok masyarakat," kata Airlangga yang juga menjabat sebagai Menko Perekonomian.
Setidaknya ada tiga langkah utama yang diusulkan oleh Airlangga untuk menghadapi ragam masalah dan tantangan pada tahun 2045, yaitu pembangunan manusia dan penguasaan teknologi, pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, terakhir penguatan ketahanan sosial dan nilai-nilai kebangsaan.
Baca Juga: Dinilai Timbulkan Ketimpangan, Pekerja Tanpa BPJS Ketenagakerjaan Layak Dapat Subsidi
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV/Antara