Tak Sangup Terapkan PPKM, Puluhan PKL Kota Tegal Kibarkan Bendera Putih
Ekonomi dan bisnis | 29 Juli 2021, 09:07 WIBTEGAL, KOMPAS.TV – Puluhan pedagang kaki lima (PKL) di Kota Tegal, Jawa Tengah mengibarkan bendera putih sebagai tanda ketidaksanggupan mereka menjalani pembatasan.
Pasalnya, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang diterapkan pemerintah sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 berdampak pada terpuruknya kondisi perekonomian.
Melansir dari laman Kompas.id, Ketua Paguyuban Lesehan dan Pedagang Kaki Lima Jalan Ahmad Yani, Slamet Riyadi, mengatakan, pemasangan bendera putih dilakukan sebagai tanda bahwa para PKL sudah tidak sanggup menghadapi pembatasan kegiatan dan sejumlah aturan di dalamnya.
Aturan tersebut di antaranya, pembatasan jam operasional hingga pukul 20.00 WIB, aturan makan di tempat maksimal 20 menit, pemadaman lampu penerangan jalan, dan penutupan sejumlah ruas jalan.
”Aksi damai itu kami gelar untuk mengetuk hati Pemerintah Kota Tegal supaya kami diperhatikan. Kami butuh solusi karena aturan yang diberlakukan selama pembatasan kegiatan masyarakat cukup menyulitkan kami,” kata Slamet Riyadi.
Baca Juga: Kibarkan Bendera Putih Bergambar Emotikon Menangis, Perhimpunan Hotel & Restoran Terseok-seok
Ia melanjutkan, selama PPKM darurat dan PPKM level 4, semua PKL di Jalan Ahmad Yani yang berjumlah sekitar 60 PKL memilih untuk tidak berjualan. Sebab, pada hari pertama dan kedua PPKM darurat, pendapatan mereka anjlok.
”Sebelumnya, rata-rata PKL bisa bawa uang Rp 400.000-Rp 800.000 per hari. Saat hari pertama dan kedua PPKM darurat kami mencoba jualan, tapi hanya dapat Rp 100.000 dalam sehari. Itu, belum cukup untuk modal berjualan hari berikutnya,” jelas Slamet.
Pedagang lain, Teokrasi (48), juga mengeluhkan kondisi serupa. Ia mengaku omzetnya selama PPKM darurat anjlok hingga 90 persen dari omzet di hari normal.
Biasanya, ia bisa mendapat uang hingga Rp 3 juta karena berjualan dari pukul 19.00 hingga pukul 03.00. Selama PPKM darurat, paling banyak ia mendapatkan Rp 300.000 per hari.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Purwanto
Sumber : Kompas.id