Sumsel Mulai Jalankan "Food Estate"
Ekonomi dan bisnis | 29 Mei 2021, 16:54 WIBINDRALAYA, KOMPAS.TV - Program “Food Estate” atau lumbung pangan nasional mulai dijalankan di lima kabupaten Sumatera Selatan dengan luas lahan mencapai 92.279 hektare. Program tersebut merupakan rancangan awal untuk membangun sistem pengembangan pertanian dari hulu sampai hilir.
Lima kabupaten tersebut antara lain, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Banyuasin, Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, dan OKU Timur.
“Food Estate” diterapkan dalam 3 program, yaitu intensifikasi lahan, pengembangan padi rawa, dan optimalisasi lahan. Adapun, tujuan program tersebut untuk meningkatkan produksi serta kesejahteraan petani.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo telah meresmikan Program “Food Estate” di Kabupaten Ogan Ilir, Jumat (28/5/2021). Syahrul mengatakan, pengembangan lumbung pangan ini diharapkan dapat memperkuat posisi Sumsel sebagai lumbung pangan di Indonesia.
”Sumsel memiliki tanggung jawab untuk memberi makan sekitar 273 juta penduduk di Indonesia,” ujarnya, dikutip dari Kompas.id.
Menurut Syahrul, penguatan di sektor pertanian sangatlah penting karena sektor ini terbukti paling tangguh dalam menghadapi pandemi.
Baca Juga: 3 Menteri dan Kepala KSP Moeldoko Tinjau Lokasi Lumbung Pangan Nasional di Kalimantan Tengah
Potensi
Selain sektor komunikasi, sektor pertanian menjadi penggerak ekonomi, mulai dari desa hingga tingkat provinsi. ”Pertanian tidak hanya sekadar soal makan, tetapi juga membuka lapangan kerja,” tuturnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2020, sektor pertanian menyediakan lapangan pekerjaan bagi 29,76 persen dari total jumlah penduduk bekerja sebesar 128,45 juta orang.
Jumlah ini meningkat sekitar 2,23 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. ”Ini menandakan banyak orang yang tertarik untuk kembali bertani,” jelasnya.
Ekspor di bidang pertanian pun meningkat pesat pada 2020, yakni mencapai Rp450,79 triliun atau naik sekitar 15,54 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp390,16 triliun. Dari capaian tersebut, sektor perkebunan memberikan kontribusi terbesar dengan 91 persen, peternakan (6 persen), hortikultura (2 persen), dan tanaman pangan (1 persen).
Lebih luas, Indonesia merupakan produsen beras terbesar keempat di dunia dengan produksi mencapai 34,9 juta ton di bawah China (148,3 juta ton), India (120 juta ton), dan Bangladesh (35,3 juta ton).
”Dengan program ini, volume ekspor diharapkan bisa meningkat,” ujar Syahrul.
Untuk itu, Syahrul berharap penerapan lumbung pangan tidak hanya sebatas beras dan jagung saja, tetapi juga terintegrasi dengan beragam bidang lain, seperti hortikultura, perkebunan, dan peternakan.
Baca Juga: Politikus PDIP Kritik Program Food Estate Jokowi
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV