> >

Utang Luar Negeri Indonesia Capai 415,6 miliar dollar AS di Kuartal-I 2021

Ekonomi dan bisnis | 21 Mei 2021, 13:14 WIB
Ilustrasi dollar AS (Sumber: Thinkstock.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Bank Indonesia mencatat, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada kuartal-I 2021 sebesar 415,6 miliar dolar AS.

Jumlah itu turun 0,4 persen dibandingkan kuartal-IV 2020, yang sebesar 417,5 miliar dolar AS. Sedangkan secara tahunan, ULN kuartal-I 2021 tumbuh 7 persen dibanding periode yang sama tahun 2020.

ULN Indonesia terdiri dari ULN pemerintah dan ULN swasta. Untuk ULN pemerintah, di kuartal-I ini mencapai 203,4 miliar dolar AS atau lebih rendah 1,4 persen dibandingkan dengan kuartal-IV 2020.

Baca Juga: Utang Lunas dengan Dana Zakat, Guru TK di Malang Mengaku Lega Tak Diteror Debt Collector Lagi

"Penurunan tersebut antara lain karena pelunasan atas pinjaman yang jatuh tempo selama periode Januari hingga Maret 2021, yang sebagian besar merupakan pinjaman bilateral, " kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, dalam siaran pers, Jumat (21/05/2021).

Sementara secara tahunan, ULN Pemerintah tumbuh 12,4 persen dibanding kuartal-I 2020. Hal ini didukung kepercayaan investor asing yang tetap terjaga, sehingga mendorong aliran masuk modal di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik.

Selain melalui SBN, pemerintah juga melakukan penarikan sebagian komitmen pinjaman luar negeri, baik dari bilateral, multilateral, maupun komersial, dalam upaya mendukung penanganan pandemi Covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Baca Juga: Biayai Belanja Negara, Pemerintah akan Tarik Utang Rp323, 4 T

Erwin menyatakan, ULN Pemerintah tetap dikelola secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas.

Antara lain mencakup sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (17,7 persen dari total ULN Pemerintah), sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (17,1 persen), sektor jasa pendidikan (16,2 persen), sektor konstruksi (15,3 persen), dan sektor keuangan dan asuransi (12,9 persen).

"Posisi ULN Pemerintah triwulan I 2021 relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruhnya merupakan ULN dalam jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN Pemerintah, " ujar Erwin.

Baca Juga: Bayar Utang Gaji Pemain, Barcelona Dapat Pinjaman 100 Juta Euro

ULN swasta mencatat pertumbuhan tahunan yang melambat. Pertumbuhan ULN swasta kuartal-I 2021 tercatat 2,3 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Hal ini disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan sebesar 5,2 persen secara tahunan. Selain itu, pertumbuhan ULN lembaga keuangan juga menurun 7,1 persen secara tahunan.

Dengan perkembangan tersebut, posisi ULN swasta sebesar 209,4 miliar dolar AS, atau sedikit lebih tinggi 0,6 persen dibandingkan kuartal-IV 2020.

Baca Juga: Ekonomi Mulai Bergerak, Sektor Perikanan hingga Infokom Butuh Tambahan Kredit Bank

Erwin menyebut, ULN swasta terbesar dengan pangsa mencapai 77,4 persen bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin, sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor industri pengolahan.

ULN tersebut  masih didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 78,2 persen terhadap total ULN swasta.

ULN Indonesia pada kuartal-I 2021 tetap terkendali. Tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 39,1 persen.

Baca Juga: Pandemi Bikin APBN Defisit 6,1 Persen, Terbesar dalam 20 Tahun Terakhir

"Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 89 persen dari total ULN, " tutur Erwin.

Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.

Penulis : Dina Karina Editor : Zaki-Amrullah

Sumber : Kompas TV


TERBARU