PSBB Transisi Hindarkan Pengusaha Dari Kebangkrutan
Ekonomi dan bisnis | 12 Oktober 2020, 20:10 WIBPada skala wilayah ekonomi yang lebih luas, Kementerian Pariwisata dan Perekonomian Kreatif sudah menyusun standar protokol kesehatan pariwisata berbasis kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan (cleanliness, health, safety, and environmental sustainability/CHSE) sebagai respon dan sekaligus strategi pemulihan kepariwisataan Indonesia di masa pandemi penyakit akibat virus korona baru (Covid-19).
“Tantangannya, pasti akan ada biaya tambahan sebagai konsekuensi penerapan protokol CHSE yang bertujuan menjaga keamanan dan keselamatan costumer,” kata Daniel Abimanyu Carnadie tim penyusun Panduan CHSE Wisata Selam Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Hal tersebut diungkap dalam diskusi serangkaian sosialisasi Panduan CHSE dan Market Update Wisata Selam, yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Sanur, Kota Denpasar, Bali, Senin (12/10/2020).
Pemulihan ekonomi di semua penjuru sektor menjadi fokus utama pemerintah, tanpa mengabaikan prioritas kesehatan.
“Meskipun memukul dunia usaha secara luas, pandemi Covid-19 justru menjadi momentum bagi pemerintah, untuk merumuskan kembali pengembangan ekonomi. Salah satunya di bidang pariwisata,” kata Airlangga Hartarto, Ketua Komite PC PEN sekaligus Menko Perekonomian.
Pariwisata menjadi salah satu sektor yang harus segera mendapatkan perhatian serius. Sebab, banyak ekonomi daerah yang menggantungkan hidup pada sektor ini. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2019 sebelum pandemi Covid-19, penyerapan tenaga kerja sektor wisata mencapai 13 juta orang. Meningkat 3,17% dibandingkan tahun sebelumnya.
Jumlah tenaga kerja ini menyumbang 10,28% total pekerja nasional dan terus meningkat sejak tahun 2010. Sayangnya, devisa yang berasal dari dalam negeri ini terpuruk akibat pandemi.
Transportasi Paling Parah
Jika dilihat secara sektoral, sektor transportasi dan akomodasi termasuk bisnis makanan minuman di Indonesia terkontraksi yang paling dalam, masing-masing -30,84% dan -22,02%. Keduanya mewakili sektor pariwisata yang terpukul akibat adanya pembatasan perjalanan dan menurunnya permintaan akibat penyebaran virus Covid-19 di seluruh dunia.
Demikian pula secara regional, Bali yang sangat mengandalkan ekonomi pada sektor pariwisata. Ekonomi Pulau Dewata dua kuartal berturut-turut sudah resesi yaitu -1,14% dan -10,98%.
Satu per satu memang dibenahi, tanpa mengabaikan prioritas kesehatan. Meski di daerah wisata yang letaknya jauh dari episentrum pandemi, masker, cuci tangan dan jaga jarak tetap menjadi kewajiban kebiasaan baru. (Dyah Megasari)
Penulis : Dyah-Megasari
Sumber : Kompas TV