Gerak Cepat Kolaborasi BUMN dalam Penanganan Pandemi
Advertorial | 27 Agustus 2021, 12:42 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Sejak PPKM Darurat pada 3 Juli 2021 lalu, Kementerian BUMN mengambil langkah antisipatif dengan mengecek operasional perusahaan-perusahaan BUMN yang dekat dengan kebutuhan rakyat. Mulai dari ketersediaan ivermectin sebagai obat terapi Covid-19, kelancaran pasokan listrik, ketersediaan oksigen di berbagai rumah sakit dan puskesmas, hingga proses akhir vaksin menjadi fokus utama yang diperhatikan agar pelayanan BUMN dan Pemerintah terhadap masyarakat tidak terhenti di tengah keprihatinan ini.
Dengan semangat Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh, BUMN dan Pemerintah juga terus menunjukkan kolaborasi dan komitmen yang solid dalam membantu dan melindungi masyarakat. Antara lain dengan menghadirkan fasilitas-fasilitas dan program penanganan pasien Covid-19 bergejala sedang hingga kritis sehingga kasus kematian karena pandemi yang masih tinggi bisa ditekan seminimal mungkin. Bentuk kolaborasi dan komitmen tersebut ditunjukkan dengan hadirnya 5 (lima) Rumah Sakit (RS) Ekstensi yang telah didirikan untuk membantu mengurangi kepadatan pasien di beberapa rumah sakit, tidak hanya di ibu kota DKI Jakarta tetapi juga di daerah lain.
Rumah Sakit Ekstensi yang telah dibangun atau dikonversi menjadi RS khusus Covid-19 oleh BUMN, yaitu RSPP Ekstensi Simprug, RS Pertamina Jaya, RSPJ Ekstensi Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, RS Pertamina Tanjung Duren Ekstensi RS Pelni, dan RS Bintang Amin Ekstensi Asrama Haji Lampung.
Seluruh rumah sakit tersebut merupakan hasil kolaborasi dan komitmen yang solid yang dilakukan Pertamedika Indonesia Healthcare Corporation (IHC) bersama Kementerian BUMN, Kementerian Agama, dan Kementerian Kesehatan. RS tersebut juga didukung penuh oleh PT Pertamina (Persero).
Baca Juga: Kunjungi Medan, Erick Thohir Minta Masyarakat Terpapar Covid-19 Manfaatkan Kapal Isoter
Saat acara Peresmian salah satu RS Ekstensi di Jakarta, yaitu RS Pertamina Tanjung Duren Ekstensi RS Pelni tanggal 6 Agustus 2021 lalu, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Menteri BUMN dan Pertamina yang telah menyiapkan Rumah Sakit tersebut.
“Saya sangat berterima kasih pada Menteri BUMN pada Pertamina yang telah menyiapkan Rumah Sakit Modular Pertamina ini dengan kapasitas 305 tempat tidur yang lengkap dengan ICU dan lebih bagus lagi, ada juga ICU khusus anak dan bayi serta ibu-ibu, sehingga memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak. Saya sangat mengapresiasi sekali lagi, semoga ini bisa bermanfaat bagi rakyat dan masyarakat,” ujar Presiden Jokowi dalam sambutannya.
Selain PT Pertamina (Persero) dan IHC, beberapa BUMN juga terlibat dalam pembangunan dan pengonversian RS Ekstensi sebagai RS khusus Covid-19. Contohnya saja, RS Pertamina Tanjung Duren Ekstensi RS Pelni tersebut yang merupakan wujud dari sinergi dan kerja keras dari Pertamina, IHC, Patra Jasa, dan Wijaya Karya Bangunan Gedung (WEGE).
Kolaborasi juga ditunjukan antara Kementerian BUMN dengan Kementerian Agama dengan mengalihfungsikan Asrama Haji sebagai RS Ekstensi. Menteri BUMN mengapresiasi gerak cepat BUMN dan Pemerintah dalam memerangi Covid-19.
"Saya apresiasi gerak cepat yang dilakukan perusahaan BUMN atas kebutuhan tempat tidur bagi pasien Covid-19 dengan kondisi berat yang dihadapi banyak daerah. Terlebih ini (RS Bintang Amin Ekstensi Asrama Haji lampung) merupakan RS ekstensi kedua yang dibangun Pertamedika IHC di asrama haji, karena itu saya berterima kasih kepada Menteri Agama, Gus Yaqut atas kolaborasi dan komitmen solid untuk bersama memerangi pandemi dengan memaksimalkan kemampuan yang sama-sama kita miliki," ujar Menteri Erick Thohir saat peresmian RS Bintang Amin Ekstensi Asrama Haji Lampung, salah satu Rumah Sakit Kerjasama Operasi (KSO) PT Pertamina Bina Medika IHC dengan PT Bintang Amin Husada sebagai RS rujukan Covid-19, di Lampung pada Minggu (8/8/2021) lalu.
Ketersediaan Oksigen
Upaya Pemerintah dan BUMN dalam menekan laju Covid-19 tidak berhenti sampai di situ. Disamping proses pemberian vaksinasi kepada masyarakat yang masih masif dilakukan, Pemerintah dan BUMN juga berkolaborasi untuk menghasilkan produksi oksigen.
Produksi oksigen di Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap Muara Karang menghasilkan sekitar 30 meter kubik (m3) per hari. Potensi produksi ini siap dioptimalkan di 19 instalasi pembangkit PLN dengan kapasitas produksi mencapai 2 ton per hari. Semua hasil produksi didistribusikan ke rumah sakit sebagai kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PLN.
Baca Juga: Menteri BUMN dan Menteri Agama Resmikan RS Darurat Covid 19
Selama ini, beberapa pembangkit listrik PLN memiliki instalasi hidrogen plant yang berfungsi menghasilkan gas hidrogen sebagai pendingin generator listrik. Tim PLN berhasil memisahkan gas dengan cara elektrolisa air murni sehingga menghasilkan hidrogen dan oksigen.
Pengujian oksigen yang dilakukan oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Jakarta (BPFK Jakarta) berhasil pula mendapatkan sertifikat inspeksi pada 5 Agustus 2021 dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penerbitan sertifikat ini menunjukkan hasil kemurnian gas oksigen yang dapat digunakan sesuai keperluan medis dengan tingkat kemurnian 99,99 persen. Jika produksi ini dimaksimalkan, maka kolaborasi dan sinergi perusahaan BUMN dapat membantu meningkatkan pasokan oksigen dalam penanganan Covid-19 di Tanah Air.
"Selain menonjolkan fungsi layanan kepada rakyat, apa yang dilakukan PLN di PLTGU Muara Karang ini juga merupakan langkah inovasi dan saya optimistis oksigen yang dihasilkan bisa melayani kebutuhan masyarakat. Ini menandakan pula bukti konkret bahwa BUMN benar-benar hadir di tengah masyarakat. Saya ingin langkah ini terus ditiru perusahaan BUMN lain untuk jangan pernah lelah melayani masyarakat melalui terobosan yang dilakukan dengan cara bergotong-royong," ujar Menteri BUMN. (adv-kbumn)
Penulis : Elva-Rini
Sumber : Kementerian BUMN