JAKARTA, KOMPAS.TV - Melakukan berbagai usaha untuk mempercantik diri merupakan hal yang biasa bagi beberapa orang untuk meningkatkan kepercayaan diri. Mulai dari menggunakan make up, olahraga, diet, hingga merombak bagian tubuh.
Salah satu prosedur untuk mempercantik diri yang cukup populer adalah operasi bedah plastik breast implant.
Meski belum terdapat mekanisme pengumpulan data untuk mengetahui persentase orang yang melakukan operasi breast implant, jumlah wanita Indonesia yang melakukan operasi bedah plastik breast implant menurut dokter spesialis ternyata cukup banyak.
Pernyataan ini datang dari dr. Aditya Herwandar Sastrasupena SpBP-RE, spesialis bedah plastik di Promec Clinic Pondok Indah.
Menurut dr. Aditya, operasi breast implant banyak dilakukan sebab prosedur ini dinilai sebagai cara yang aman untuk memperbesar payudara.
Pasalnya, dia tidak merekomendasikan cara-cara seperti menyuntikkan filler maupun silikon.
“Sangat tidak dianjurkan untuk menyuntikkan filler atau silikon untuk memperbesar payudara,” tegas Aditya.
Untuk melakukan operasi breast implant, tentu ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.
Sebelum menjalankan operasi, pasien akan melalui pemeriksaan dan menjalani berbagai screening untuk mengetahui apakah pasien tersebut layak untuk melakukan operasi. Sebab, patient safety adalah prioritas paling utama dalam menjalani tindakan kedokteran apa pun.
Selain itu, sebelum operasi juga akan dilakukan anamnesa, pemeriksaan fisik, pengukuran, penjelasan lengkap mengenai breast augmentation, serta dokumentasi persetujuan dari pasien.
Dokter juga akan melakukan pengukuran pada pasien untuk mengetahui estimasi ukuran implant yang ideal dan aman untuk pasien. Namun jangan khawatir, pasien bisa meminta ukuran yang diinginkan.
Setelah itu, dokter akan menilai dan menginformasikan apakah ukuran yang diinginkan tersebut dapat dipenuhi atau tidak.
Mengetahui jenis implant yang aman juga menjadi hal yang sangat penting sebelum melaksanakan prosedur operasi.
“Jenis implant yang aman tentunya adalah implant yang telah lulus pemeriksaan, lulus uji sertifikasi, serta adanya izin pemakaian dari badan hukum atau regulator alat kesehatan baik secara nasional maupun internasional,” jelas Aditya.
Biasanya, dokter akan memberikan informasi mengenai produk implant apa saja yang direkomendasikan.
Di era digital sekarang ini, pasien juga dapat dengan mudah berselancar di internet untuk mengetahui apakah produk mempunya sertifikat dan izin edar atau tidak.
Baca Juga: Bedah Plastik Jadi Tren Mempercantik Tubuh
Setelah melewati berbagai syarat dan persetujuan, tindakan operasi breast implant akan dilaksanakan dalam waktu 1-2 jam dan pasien dapat langsung pulang setelah operasi
Ketika sudah menjalani tindakan operasi, pasien harus melakukan perawatan khusus dengan memakai pressure garment (korset) serta perawatan luka operasi.
Direkomendasikan untuk mengganti implant setiap kurang lebih 10 tahun. Jika tidak diganti, dikhawatirkan akan terjadi kerusakan pada implant meskipun hal ini tidak membahayakan kesehatan secara langsung.
Operasi breast implant ini dapat terlihat sebagai prosedur yang sangat rumit di mata orang awam. Oleh karena itu, tidak heran jika berbagai pertanyaan muncul. Salah satunya seperti apakah breast implant dapat menyebabkan kanker?
“Sampai saat ini belum ada penelitian yang bisa membuktikan hubungan langsung antara timbulnya kanker payudara dengan implant,” ungkap Aditya.
(nay)
“Tetapi ada yang menghubungkan kemungkinan implant mengakibatkan kanker pada sistem imun,” lanjutnya.
Angka terjadinya kanker akibat implant sangat jarang sehingga hal ini masih dalam penelitian lebih lanjut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.