Sementara itu, Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno dalam pemaparannya mengatakan, pengembangan desa wisata di Indonesia, menerapkan strategi 3C yakni commitment, competence, dan champion.
Strategi 3C yakni commitment adalah membangun komitmen pemerintah daerah dari bawah ke atas, kemudian competence artinya masyarakat desa menjadi yang terdepan dan kompeten dalam membangun desanya.
"Sedangkan champion maksudnya masyarakat desa mampu menjadi trainer of trainer pada champion lain," katanya.
Di samping strategi 3C tersebut, pola pengembangan pariwisata dari masyarakat untuk masyarakat juga menjadi konsep pengembangan yang harus dilaksanakan.
Konsep ini mengembangkan masyarakat sebagai pelaku utama kegiatan kepariwisataan melalui pemberdayaan.
Contohnya seperti penjual makanan dan minuman, pemandu wisata, petugas parkir, manajemen pariwisata, pengelolaan logistik dan penyedia homestay.
"Konsep ini kita sebut dengan CBT alias community based tourism," katanya.
Di sisi lain, lanjutnya, program ekowisata juga merupakan sebuah aktivitas jalan-jalan yang berfaedah karena menyatu dengan alam dan komunitas.
Berwisata lebih dari tujuan kesenangan saja, mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan soial, budaya dan ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan.
"Ekowisata juga sebagai salah satu cara untuk menjamin, industri pariwisata untuk terus berkembang dan memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat sekitar," katanya.
Dari 75.000 desa di Indonesia dan 1.831 desa wisata mendaftar, dan sebanyak 50 desa masuk desa wisata terbaik dan tiga desa ada di Nusa Tenggara Barat yakni Desa Wisata Sesaot, Kabupaten Lombok Barat Desa Wisata Bonjeruk, Kabupaten Lombok Tengah Desa Wisata Senaru, Kabupaten Lombok Utara.
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.