YOGYAKARTA, KOMPAS.TV – Kehidupan di dalam penjara sering diidentikkan dengan hal yang negatif, seperti tempat para penjahat, tempat di mana orang harus hidup dengan kekerasan dan keterbatasan, tempat penyiksaan dan sebagainya.
Bukan hanya kehidupan di dalamnya, sebagian orang masih memercayai hal mistis di bangunan bekas penjara, khususnya penjara zaman kolonial.
Terlepas dari penilaian tentang kehidupan di penjara maupun keangkeran yang diyakini sebagian orang, beberapa bekas penjara di Indonesia justru menjadi lokasi wisata yang cukup banyak dikunjungi.
Sebagian dari bekas penjara tersebut merupakan bangunan lawas yang berdiri sejak zaman kolonial Belanda.
Berikut lima bangunan lawas bekas penjara yang saat ini menjadi lokasi wisata:
1) Benteng Pendem Ambarawa
Benteng Pendem Ambarawa terletak di Kelurahan Lodoyong, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Benteng ini juga dikenal dengan nama Benteng Fort Willem I.
Pada zaman kolonial Belanda, benteng ini berfungsi sebagai penjara. Saat ini sebagian bangunan benteng yang memiliki dua lantai tersebut masih digunakan untuk Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II Ambarawa, yakni di sisi selatan.
Sementara, bangunan sisi utara terbuka untuk umum, tetapi pengunjung hanya boleh berada di lantai dasar. Sebab lantai dua bangunan digunakan sebagai mess atau tempat tinggal pegawai lapas.
Baca Juga: 5 Kebakaran Lapas Terhebat di Berbagai Negara
2) Lawang Sewu Semarang
Lawang Sewu merupakan salah satu destinasi wisata di Kota Semarang. Bangunan ini dibangun oleh Belanda sebagai kantor perusahaan kereta api.
Lawang Sewu memiliki tiga tingkat bangunan yang arsitekturnya masih bergaya Belanda, mulai dari menara-menara yang menyerupai kastil, kaca mozaik, hingga jendela berukuran besar.
Saat Belanda pergi dan Jepang berkuasa, bangunan tersebut dijadikan sebagai benteng pertahanan, dan ruang bawah tanah Lawang Sewu berubah fungsi menjadi penjara.
3) Benteng Fort Rotterdam Makassar
Benteng Fort Rotterdam terletak tidak jauh dari bibir pantai di tengah Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Awalnya, benteng ini merupakan milik Kerajaan Gowa, yang dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-10, I Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung yang bergelar Karaeng Tunipalangga Ulaweng.
Namun, setelah penandatanganan Perjanjian Bongaya, Kerajaan Gowa-Tallo menyerahkan benteng ini pada VOC, yang kemudian mambangunnya menjadi seperti saat ini.
Di benteng ini pula Belanda memenjarakan Pangeran Diponegoro sejak 1833 hingga wafatnya pada 8 Januari 1855.
Baca Juga: 5 Kebakaran Lapas di Indonesia sejak 2019
4) Museum Fatahillah
Museum Fatahillah atau Museum Sejarah Jakarta dulunya merupakan Balai Kota Batavia yang dibangun oleh penjajah Belanda.
Pada abad ke-17 hingga 19, gedung itu menjadi pusat aktivitas warga. Selain sebagai pusat aktivitas, balai kota juga menjadi tempat pelaksanaan hukuman mati dan pembantaian massal.
Museum Fatahillah juga merupakan penjara bawah tanah untuk pria dan wanita. Gedung itu menjadi saksi bisu kekejaman penjajah kolonial Belanda. Saat air laut pasang, ruang bawah tanah akan penuh oleh air laut dan merendam tubuh para tawanan.
Baca Juga: Kisah Kebakaran Penjara di Dunia, dari Overkapasitas hingga Perkelahian Antargeng
5) Penjara Boven Digoel
Bangunan bersejarah lain yang merupakan bekas penjara dan saat ini banyak dikunjungi wisatawan adalah bekas penjara Boven Digoel di Papua.
Penjara Boven Digoel yang dibangun oleh kolonial Belanda pada tahun 1927 merupakan tempat pengasingan Bung Hatta dan sejumlah tokoh nasional lainnya.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.