“Kalau motifnya terkait orba, ya ndak relevan dengan jaman sekarang. Udah banyak berubah,” pernyataan dia.
Bahkan, Ismail mempertanyakan motif Bjorka yang dinilainya bukan lagi menjual data, tetapi justru lebih ke politik.
“Apakah Bjork ini benar ada di Warsawa spt pengakuannya atau ada di Indonesia, motifnya kok sptnya ndak lagi jualan data, tp lebih ke politik?”
Meski demikian, kemunculan Bjorka disebutnya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perlindungan data pribadi (PDP).
“Selama ini sebelum Bjorka muncul juga sudah terbukti soal keamanan data kita masih sangat payah.
Teman2 ahli security juga tahu lebih banyak kebocoran di mana saja. Cuma ndak mau teriak2.
Tapi thanks ke Bjorka, bikin kesadaran atas PDP jd meningkat.”
Sebelumnya diberitakan Kompas TV, Bjorka melakukan doxing atau penyebaran informasi pribadi milik sejumlah publik figur, mulai dari Menkominfo Johnny G Plate hingga Denny Siregar.
Kebocoran data pribadi itu mulai dari Nomor Induk Keluarga (NIK), nomor Kartu Keluarga (KK), gelar, alamat, nomor telepon, nama anggota keluarga hingga nomor vaksin.
Baca Juga: Sebelum Kasus Bjorka, Ini Deretan Situs Pemerintah yang Dibobol Hacker hingga Pertengahan 2022
Sebuah akun twitter @bjorkanism sempat mengucapkannya hal yang sama, mengucapkan selamat ulang tahun ke-66 pada Menteri Johnny. "Happy birthday," bunyi tulisan dalam akun itu pada Sabtu siang.
Belum bisa dipastikan siapa bjorka dan apakah bjorka merupakan pemilik akun twitter tersebut. Namun dalam akun instagram bjorkanism, selain mengucapkan ulang tahun, ia juga melakukan doxing dengan membocorkan data pribadi Menteri.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.