YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Mata uang kripto seperti Bitcoin meroket popularitasnya setahun belakangan. Permintaan terhadap mata uang kripto semakin meningkat.
Banyaknya permintaan pun membuat nilai kripto cenderung naik. Bitcoin, kripto termahal saat ini, per 17 Desember 2021 harganya mencapai 47.186,20 per 1 Bitcoin.
Tak sedikit pihak yang tergiur dengan peningkatan harga kripto. Jual-beli kripto pun kerap dilakukan untuk investasi.
Selain jual-beli, kripto bisa didapatkan dengan cara ditambang (crypto mining). Tentu maksudnya bukan ditambang dengan cara menggali Bumi. Lalu apakah crypto mining itu?
Transaksi kripto berlangsung dalam blockchain dan divalidasi melaluinya. Blockchain, secara sederhana, adalah suatu database yang bisa diakses melalui nodes dari suatu jejaring komputer.
Catatan kripto, mulai dari nilai hingga pemilik, tercatat dalam suatu block. Untuk membuka akses sebuah block dalam rantai blockchain, Anda mesti menyelesaikan sebuah persamaan matematika.
Baca Juga: Apa Itu Bitcoin dan Mata Uang Kripto? Ini Pengertian, Cara Kerja, dan Harganya
Barangkali Anda pernah mendengar tambang kripto yang terdiri dari jejaring GPU yang membentuk supercomputer. Tambang seperti itu dibutuhkan karena persamaan matematika untuk membuka blockchain sangat rumit.
Melansir How-to Geek, komputer personal atau laptop biasa membutuhkan waktu jutaan tahun untuk menyelesaikan satu persamaan.
Maka dari itu, penambang kripto cenderung merakit sejenis supercomputer demi crypto mining.
Komputer tersebut kemudian digunakan untuk menyelesaikan persamaan berupa hash dalam blockchain yang dihasilkan oleh transaksi kripto. Hash merupakan satu set karakter dan angka yang, jika berhasil dipecahkan, bisa dibaca.
Sistem demikian adalah bagian dasar kriptografi. Jadi, istilah mata uang kripto berasal dari sistem tersebut.
Apabila persamaan matematika di atas berhasil dipecahkan, maka penambang akan mendapatkan koin sebagai hadiah. Penambang mendapatkan koin atas namanya dan bisa menambahkan koin baru dalam sirkulasi.
Sebelumnya, tantangan yang menahan perkembangan mata uang digital adalah mata uang seperti itu mudah dimanipulasi. Blockchain pun dicetuskan untuk mengatasinya.
Blockchain terdesentralisasi seperti sekarang dicetuskan oleh Satoshi Nakamoto pada 2008 silam.
Teori blockchain cukup rumit. Namun, secara sederhana, blockchain adalah rantai blok yang setiap bloknya memuat jumlah mata uang kripto tertentu.
Untuk membuka sebuah blok, maka crypto mining diperlukan. Crypto mining akan memvalidasi suatu blok dan memasukkannya dalam rantai blockchain.
Di lain sisi, blockchain harus terbatas. Kebanyakan mata uang kripto memiliki batas jumlah yang bisa beredar. Bitcoin sendiri maksimal berjumlah 21 juta.
Semua koin dalam blockchain dicatat dalam berkas besar bernama ledger. Ledger bisa diakses siapa pun dan menunjukkan data kapan suatu koin ditambang, dimiliki oleh siapa, dan berpindah tangan ke siapa.
Secara umum, ledger mencatat hasil penambangan dan trasaksi koin dalam blockchain. Identitas penambang/pembeli pun tercatat jelas dalam ledger.
Baca Juga: Jangan FOMO! Kenali Betul Risiko dan Cara Kerja Investasi Kripto
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.