JAKARTA, KOMPAS.TV - Belum lama ini masyarakat dikejutkan dengan dugaan kebocoran data 279 juta penduduk Indonesia yang diduga bersumber dari BPJS Kesehatan.
Disebutkan ratusan data yang bocor tersebut dijual di forum peretas Raid Forums pada 12 Mei 2021.
Dugaan kebocoran data 279 juta penduduk masih diselidiki oleh aparat kepolisian dan juga menjadi perhatian Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Sebab jika data pribadi jatuh ke pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, maka data itu dapat digunakan untuk penipuan atau kejahatan siber lainnya.
Baca Juga: Ada Dugaan Kebocoran Data BPJS Kesehatan, Tjahjo Kumolo: Segera Sahkan RUU Perlindungan Data Pribadi
Direktur Informasi Polhukam Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo Bambang Gunawan menyatakan salah satu kunci pelindungan data pribadi ada pada pemilik data pribadi itu sendiri.
"Masyarakat bisa mengantisipasi penyalahgunaan data pribadi dengan beragam cara," kata Bambang dikutip dari laman Kominfo, Jumat (4/6/2021).
Lebih lanjut Bambang membagi tiga langkah antisipatif untuk melindungi data pribadi.
Adapun langkah yang dimaksud, sebagai berikut,
1. Tidak bagikan data pribadi ke sembarang pihak
Bambang menuturkan masarakat harus lebih cermat jika ingin membagikan data-data kepada orang lain.
“Tidak semua orang kita bagikan gitu kan, kadang-kadang juga tanpa disadari kita memasukkan nomor handphone kita, nah ternyata handphone kita digunakan oleh orang lain untuk menawarkan produk-produk tanpa kita ketahui dapat dari mana padahal sebetulnya dari kita sendiri,” ujar Bambang.
Baca Juga: Hasil Pemeriksaan Awal Bareskrim Polri Diduga Keras Terjadi Kebocoran Data Peserta BPJS Kesehatan
2. Abaikan tautan atau lampiran yang mencurigakan
Masyarakat diminta untuk selalu mengabaikan adanya tautan atau lampiran (attachment) yang mencurigakan.
“Jadi, kalau kira-kira tautan itu mencurigakan ya tidak usah kita tanggapi, kita abaikan saja,” tegasnya.
Tak hanya itu, masyarakat dapat melindungi penyalahgunaan data pribadi pada komputer, gawai, dan perangkat lainnya yang digunakan dengan menggunakan perangkat lunak yang asli.
“Bukan software yang bajakan. Langkah ini juga sebagai salah satu sistem pertahanan atau sistem kekebalan imunisasi pada perangkat dan pastikan selalu menggunakan anti-virus yang selalu update,” jelas Bambang.
Baca Juga: BPJS Kesehatan Akui Kebocoran Data 279 Juta WNI
3. Ganti password secara periodik dan rutin backup data yang penting
Bambang mengingatkan masyarakat untuk mengganti kata sandi (password) secara periodik.
Dia juga meminta hidari penggunaan kata sandi yang gampang ditebak seperti menggunakan tanggal lahir, karena dapat memicu seseorang melakukan penyalahgunaan data.
"Jadi secara periodik kita ganti dan menggunakan password lebih bervariasi dengan huruf-angka, huruf besar-huruf kecil, kira-kira seperti itulah dan gunakan yang susah ditebak orang,” jelasnya.
Dia juga menatakan perlu melakukan backup data secara rutin dan apabila mengidentifikasi terjadi satu tindak kejahatan siber, maka masyarakat harus segera melaporkannya kepada pihak yang berwenang.
Baca Juga: Penting! Ini Cara untuk Mengetahui Apakah Data Pribadi Anda Bocor
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.