Ternyata, Zuckerberg cemas dengan keberadaan aplikasi pesan instan bawaan Apple, iMessage.
Sekitar 45% masyarakat Amerika Serikat memiliki iPhone. Dan lebih dari 80% pengguna iPhone di Amerika adalah anak muda.
Orang-orang Amerika juga lebih sering menggunakan aplikasi pesan instan bawaan smartphone mereka, seperti iMessage. Karena iPhone sudah dibekali dengan iMessage, pengguna tidak perlu repot-repot lagi untuk mengunduh aplikasi pesan instan lainnya di App Store dan mendaftarkan akun baru.
"iMessage sudah terpasang di setiap iPhone. Itulah sebabnya iMessage jadi layanan pesan instan paling banyak digunakan di AS," kata Zuckerberg, dikutip dari India Today.
Baca Juga: Data Pribadi 214 juta Pengguna Facebook, Instagram, dan LinkedIn Bocor
CEO Apple Tim Cook sendiri menyatakan, ada lebih dari satu miliar perangkat iPhone aktif di seluruh dunia saat ini. Tak heran, iMessage bisa menjadi pesaing WhatsApp.
Padahal, Zuck mengeklaim bahwa kebijakan privasi WhatsApp lebih andal dibandingkan iMessage. Ia menyebut fitur enkripsi end-to-end milik WhatsApp "jelas lebih unggul" dari iMessage.
"Saya ingin menekankan bahwa kami makin melihat Apple sebagai salah satu pesaing terbesar kami. iMessage adalah kunci utama ekosistem mereka," ungkap Zuckerberg.
Baca Juga: Bos Apple Kritik Aplikasi Media Sosial: Terlalu Banyak Kumpulkan Informasi Pribadi
Belakangan, Zuckerberg juga gerah dengan kebijakan privasi Apple. Kebijakan Apple itu akan membatasi pengembang aplikasi untuk melacak aktivitas pengguna iPhone.
Hal itu akan menganggu pelacakan aktivitas pengguna untuk tujuan periklanan. Padahal, pelacakan aktivitas pengguna ini adalah bisnis utama Facebook.
Facebook berkali-kali melayangkan protes. Namun, Apple tetap akan menerapkan kebijakan itu antara bulan Maret hingga Mei 2021. Facebook pun hanya bisa menerima kebijakan itu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.