Baca Juga: Fosil Dinosaurus yang Ditemukan Seabad Lalu dan Hancur saat Perang Dunia II Ternyata Spesies Baru
Para astronom menjelaskan bahwa risiko tabrakan asteroid sering kali tampak meningkat pada tahap awal deteksi karena data yang masih terbatas.
Ketika asteroid pertama kali diamati, jalurnya belum sepenuhnya dipastikan, sehingga "koridor risiko" tampak lebih luas dan dapat mencakup Bumi.
Namun, seiring berjalannya waktu dan bertambahnya data pengamatan, jalur orbit dapat diprediksi lebih akurat dan kemungkinan besar akan menunjukkan bahwa asteroid ini tidak mengarah ke Bumi.
Space Mission Planning Advisory Group akan membahas asteroid 2024 YR4 dalam pertemuan mendatang di Wina.
Jika risiko tabrakan tetap di atas 1 persen, kelompok ini akan memberikan rekomendasi kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait opsi mitigasi, termasuk kemungkinan misi pengalihan atau penghancuran asteroid menggunakan wahana antariksa.
“Ini adalah asteroid dengan skala yang memungkinkan untuk dialihkan menggunakan misi seperti Dart, jika memang diperlukan. Kita memiliki teknologi yang telah diuji,” kata astronom Colin Snodgrass dari University of Edinburgh, seperti dikutip dari The Guardian.
Meskipun ancaman ini belum pasti, para ilmuwan menegaskan pentingnya pemantauan berkelanjutan untuk memastikan langkah-langkah mitigasi yang tepat dapat diambil jika diperlukan.
Baca Juga: Ada Fenomena Parade Planet mulai Malam Ini, Jupiter dan Saturnus Bisa Dilihat Langsung
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Science Alert
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.