Kompas TV saintek sains

Gerhana Matahari Cincin, BMKG Sebut Tidak Berdampak di Indonesia

Kompas.tv - 2 Oktober 2024, 20:16 WIB
gerhana-matahari-cincin-bmkg-sebut-tidak-berdampak-di-indonesia
Ilustrasi. Foto gerhana matahari cincin Oktober 2023 yang diambil oleh teleskop optik surya Hinode saat Bulan berada di antara Bulan dan Matahari. (Sumber: JAXA/NASA)
Penulis : Kiki Luqman | Editor : Gading Persada

1. Hujan Meteor Draconid (8 Oktober 2024)

Pada 8 Oktober 2024, langit akan dihiasi oleh fenomena hujan meteor Draconid. Puncak hujan meteor ini akan terjadi saat bulan hanya 29 persen dalam fase purnama, sehingga cahaya bulan tidak akan terlalu mengganggu pengamatan. 

Waktu terbaik untuk menyaksikan hujan meteor ini adalah sore hari pada Selasa, 8 Oktober 2024.

2. Kemunculan Saturnus (14 Oktober 2024)

Fenomena lain yang terjadi pada bulan Oktober adalah penampakan planet bercincin, Saturnus. Pada Senin, 14 Oktober 2024, Saturnus akan berada dalam posisi yang sangat dekat dengan bulan, sehingga dapat dilihat dari Bumi. 

Planet Saturnus, yang berwarna keemasan, akan bersinar terang tanpa berkedip, berbeda dengan bintang-bintang di langit yang tampak berkelap-kelip.

3. Supermoon (17 Oktober 2024)

Pada 17 Oktober 2024, masyarakat akan menyaksikan fenomena Supermoon yang dikenal dengan sebutan "Hunter’s Moon". Supermoon ini diperkirakan akan terjadi sekitar pukul 19.26 waktu setempat di berbagai belahan dunia. 

Supermoon kali ini dinilai istimewa karena merupakan yang paling dekat dengan Bumi di tahun 2024. Bulan akan terlihat lebih besar dan terang dibandingkan dengan dua Supermoon yang sebelumnya terjadi pada tahun yang sama.

4. Hujan Meteor Orionid (21 Oktober 2024)

Selanjutnya, pada 21 Oktober 2024, akan terjadi hujan meteor Orionid yang mencapai puncaknya pada malam hari. Hujan meteor ini memiliki intensitas maksimum sekitar 25 meteor per jam, sebagaimana dilansir dari Royal Museums Greenwich. 

Orionid dikenal karena kecepatannya yang sangat tinggi dan kemampuannya meninggalkan jejak cahaya di langit.

Butiran meteor ini berasal dari sisa-sisa debu Komet Halley yang terkenal.

Baca Juga: Seribu Hari Pertama Kehidupan: Kunci Sukses Bonus Demografi 2045


 




Sumber : Antara, Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x