Adapun Masato Yamamoto, Presiden Direktur PT FUJIFILM Indonesia, menekankan bahwa kolaborasi ini merupakan contoh bagaimana komunitas bisnis dapat mendukung pemerintah dalam mempercepat pengobatan tuberkulosis di Indonesia.
Kolaborasi ini juga merupakan bentuk tindak lanjut dari program kampanye pemberantasan tuberkulosis yang bertepatan dengan peringatan Hari Anak di Jawa Barat pada awal Agustus ini.
Dalam acara itu, Kementerian Kesehatan menunjukkan pentingnya mencapai tujuan deteksi kasus dengan memanfaatkan perangkat Portable X-ray Fujifilm
“FUJIFILM memiliki dan selalu menghadirkan inovasi teknologi diagnostik yang canggih, salah satunya Portable X-ray. Perangkat Portable X-ray Fujifilm yang disinggung dalam acara Hari Anak itu dilengkapi dengan teknologi Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) akan berkontribusi besar meningkatkan upaya skrining TB, terutama di daerah terpencil,” ujar Yamamoto.
Perangkat Portable X-ray dari Fujifilm mengintegrasikan algoritma AI canggih yang dirancang untuk membantu tenaga kesehatan dalam mendiagnosis tuberkulosis dengan lebih efisien.
Teknologi AI ini secara otomatis menganalisis X-ray dada untuk mendeteksi kelainan yang konsisten dengan TB, sehingga dapat menyoroti area yang berpotensi menjadi perhatian dan memungkinkan diagnosis yang lebih cepat dan akurat.
Yamamoto menguraikan tiga aspek utama dari MoU antara FUJIFILM Indonesia dan Kementerian Kesehatan:
Melalui kolaborasi ini, kedua belah pihak akan bersama-sama menjalankan beberapa inisiatif yang bertujuan mengeliminasi tuberkulosis di Indonesia.
Sebagai langkah pelengkap, FUJIFILM berkomitmen untuk mendukung digitalisasi sistem kesehatan Indonesia dengan menyediakan sistem teknologi informasi yang komprehensif.
Baca Juga: 10 Hal yang Harus Dihindari saat Sesi Wawancara Kerja
Salah satunya kemudahan mengunggah hasil foto torax atau pecitraan medis skirining dari Portable X-ray dari berbagai lokasi terjauh dan terpencil.
Melalui dukungan digital ini, Kementerian Kesehatan akan dapat menciptakan dan mengelola basis data hasil skrining kesehatan masyarakat yang lebih akurat. Hal ini akan memungkinkan pemerintah untuk mengambil tindakan tepat waktu dan mengembangkan kebijakan efektif untuk mengeliminasi tuberkulosis.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.