Kompas TV saintek teknologi

Resah Harga Bimbel Mahal, 2 Pemuda Indonesia di AS Bikin Platform Belajar Bahasa Inggris Berbasis AI

Kompas.tv - 22 Juni 2023, 17:06 WIB
resah-harga-bimbel-mahal-2-pemuda-indonesia-di-as-bikin-platform-belajar-bahasa-inggris-berbasis-ai
Pendiri startup MASA AI Jason Sudirdjo dan Davyn Sudirdjo saat jumpa pers virtual diikuti dari Jakarta, Kamis (22/06/2023). (Sumber: Kompas TV/Antara)
Penulis : Nadia Intan Fajarlie | Editor : Deni Muliya

JAKARTA, KOMPAS.TV - Dua pemuda Indonesia di Amerika Serikat, Jason Sudirdjo dan Davyn Sudirdjo membuat platform pembelajaran Bahasa Inggris berbasis Artificial Intelligence (AI) bernama Jennie.

Mereka membuat platform belajar tersebut melalui perusahaan rintisan (start up) yang mereka dirikan, yaitu MASA AI.

Platform Jennie terdiri atas sejumlah produk, salah satunya termasuk JennieTest, yakni rangkaian pembelajaran untuk berlatih TOEFL, IELTS, UTBK-SNBT, dan belajar Bahasa Inggris secara umum.

Jason mengaku membuat platform Jennie karena resah dengan kondisi pendidikan di Indonesia serta lembaga bimbingan belajar (bimbel) yang kerap mematok biaya mahal. 

Ia pun menghadirkan Jennie sebagai solusi dengan menawarkan harga yang lebih murah.

Baca Juga: Menkominfo Dorong Pers Gunakan Teknologi Big Data, AI hingga Metaverse

"Salah satu masalah terbesar yang kami lihat adalah banyak guru atau banyak tutor di Indonesia itu nggak hanya mahal, tapi juga bisa dibilang nggak semuanya itu qualified dan nggak semuanya terakreditasi," kata Jason, saat jumpa pers virtual, diikuti dari Jakarta pada Kamis (22/6/2023).

"Jadi pendidikan itu masih not democratized yet (belum merata -red) dan nggak affordable (terjangkau -red) untuk seluruh masyarakat," imbuh mahasiswa Universitas California, Berkeley itu, dilansir dari Antara

Di sisi lain, Davyn menegaskan, kehadiran platform pembelajaran berbasis AI ini bukan bertujuan untuk menggantikan peran guru atau tutor melainkan agar setiap sesi pembelajaran dapat lebih efektif bagi murid.

"Yang bisa kita lakukan dengan menggunakan MASA AI itu adalah murid tidak perlu sesinya banyak-banyak. Dan setiap sesi itu lebih efektif karena guru itu sudah tahu kuatnya (murid) di mana saja, lemahnya di mana saja. Terus bisa lebih targeted (tertarget), lebih personalize (terpersonalisasi) proses pembelajarannya buat murid," kata lulusan master program Symbolic Systems Universitas Stanford itu.

Sebelum pengguna mengakses seluruh paket dalam JennieTest, platform ini akan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan bahasa Inggris pengguna melalui tes diagnosis.

Setelah itu, sistem AI akan memberikan materi pembelajaran yang dipersonalisasi sesuai kebutuhan pengguna.

"Tes diagnosanya sangat cepat. Misalkan mereka jawabnya betul atau salah, jumlah waktu yang mereka butuhkan untuk mengerjakan tes, dan berapa kali mereka gonta-ganti jawaban, AI bisa menganalisa dan bisa memprediksi kelemahannya di mana, kekuatannya di mana, dan juga estimasi skornya berapa," jelas Jason.

Materi pembelajaran JennieTest fokus pada aspek kemampuan membaca, mendengarkan, menulis, dan berbicara.

Di dalamnya, platform juga menyediakan chatbot di mana pengguna bisa bertanya apapun dengan output audio baik dalam bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia.

Baca Juga: Google Beri Bantuan Rp5,2 M untuk Startup di Indonesia, Ini Syaratnya

JennieTest juga mampu melacak atau menganalisis sejauh mana kemajuan belajar serta memberikan target pembelajaran kepada setiap pengguna sebelum akhirnya mereka mengerjakan tes akhir.

Tes diagnosis dari JennieTest dapat dicoba publik secara gratis mulai Jumat (23/6). 

Sedangkan paket pembelajaran lainnya akan dibuka mulai 30 Juni 2023.

JennieTest bisa diakses melalui laman www.joinmasa.ai.

Di samping JennieTest, MASA AI juga menghadirkan JennieSpeak yang memungkinkan pengguna untuk meningkatkan kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris.

AI akan membantu untuk mendeteksi pengucapan dan intonasi, ritme dan tempo, serta akurasi tata bahasa dan kosa kata.

JennieTest bisa diakses dengan harga berlangganan hanya Rp19.000 per dua minggu dan dapat digunakan tanpa batas.

Sementara JennieSpeak dipatok dengan harga Rp2.500 per praktek berbicara.

Sebagai informasi, Jason dan Davyn mendirikan MASA AI bersama Wilson Liang asal AS yang merupakan lulusan master program Computer Science Universitas Stanford.


Startup pendatang baru ini menargetkan pengembangan platform Jennie lebih jauh pada kuartal ketiga tahun ini hingga tahun depan termasuk mengembangkan chatbot yang lebih interaktif dalam wujud avatar.

Di samping menyediakan produk yang dapat digunakan bagi pengguna individual, MASA AI juga beroperasi melalui model B2B yang akan bermitra dengan sekolah, platform edtech, dan perusahaan multinasional.

Setelah sekitar empat bulan memulai proyek ini, startup MASA AI belum mendapat pendanaan secara resmi dari investor.

Namun, mantan Menteri Perdagangan Indonesia, Gita Wirjawan akan menjabat sebagai dewan penasihat MASA AI bersama Komisaris Utama PT WIR Asia Tbk (WIRG) Daniel Surya Wirjatmo.




Sumber : Antara




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x