"Sebaiknya, kita memperbanyak ibadah sejak awal Ramadan hingga akhir, tanpa hanya mengandalkan malam-malam ganjil," ujarnya.
Menurut ajaran Rasulullah SAW, malam Lailatulqadar sering kali terjadi pada malam-malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadan, seperti malam ke-17, 21, 25, 27, atau 29.
Namun, Thohir mengingatkan bahwa Lailatulqadar bisa saja terjadi pada malam lainnya, sehingga umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah secara konsisten sepanjang bulan Ramadan.
Rasulullah SAW menggambarkan beberapa tanda yang menjadi ciri khas Lailatulqadar.
Thohir menjelaskan bahwa di antara tanda-tanda malam ini adalah:
Malam Lailatulqadar memiliki keistimewaan luar biasa bagi mereka yang menjalankan ibadah dengan penuh keikhlasan.
Puasa yang dilakukan dengan niat hanya karena Allah SWT akan lebih bermakna dibandingkan ibadah yang dilakukan untuk sekadar mendapatkan pengakuan dari orang lain.
Baca Juga: Pantauan Kepadatan di Stasiun Senen dan Gubeng saat Warga Mudik Lebih Awal
"Dengan niat yang tulus, ditambah dengan salat Tahajud, membaca Al-Qur'an, berzikir, dan memperbanyak doa, insyaallah kita akan merasakan keberkahan dan manfaat dari malam Lailatulqadar," ungkap Thohir.
Ia pun mengajak seluruh umat Islam untuk semakin giat dalam beribadah di bulan Ramadan, karena kesempatan ini tidak selalu datang setiap tahun.
"Selagi Allah masih memberi kita umur dan kesehatan, manfaatkanlah waktu sebaik mungkin untuk meningkatkan ibadah. Semoga kita semua diberikan kesempatan meraih malam Lailatulqadar, serta terhindar dari siksa api neraka," tutupnya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : WartaKota
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.