JAKARTA, KOMPAS.TV - Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengutuk serangan zionis Israel yang menewaskan salah satu pemimpin Hamas, Ismail Abdul Salam Haniyeh, di Teheran, Iran.
Untuk mendoakan almarhum serta pejuang Palestina lainnya yang gugur, Nasaruddin mengajak jamaah Istiqlal, masyarakat Indonesia, dan seluruh masjid di Indonesia menggelar salat Ghaib setelah salat Jumat hari ini (2/8/2024) .
Salat Ghaib adalah salat yang dilakukan umat Muslim ketika ingin mendoakan jenazah yang berada di tempat lain atau tidak diketahui tempatnya.
Hukum melaksanakan salat Ghaib adalah fardhu kifayah.
Baca Juga: Momen Jokowi jadi Imam Salat di Masjid Presiden Jokowi, Abu Dhabi
Waktu pelaksanaan salat Ghaib dapat dilakukan kapan pun, baik siang maupun malam, kecuali pada waktu-waktu yang diharamkan.
Waktu tersebut meliputi saat matahari terbit hingga ia agak meninggi, saat matahari tepat berada di pertengahan langit (tengah hari tepat) hingga condong ke barat, dan saat matahari hampir terbenam hingga terbenam sepenuhnya.
Salat Ghaib dilakukan dengan empat takbir tanpa ruku, tanpa sujud, dan tanpa duduk.
Adapun tata cara pelaksanaan salat Ghaib mengutip dari kemenang.go.id sebagai berikut:
1. Takbir pertama disertai dengan niat dalam hati.
Setelah itu, dilanjutkan dengan membaca taawuz, bismallah, dan surah Al-Fatihah.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ. الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ. مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙصِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ࣖ
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm(i). Al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn(a). Ar-raḥmānir-raḥīm(i). Māliki yaumid-dīn(i). Iyyāka na‘budu wa iyyāka nasta‘īn(u), Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm(a), Ṣirāṭal-lażīna an‘amta ‘alaihim, gairil-magḍūbi ‘alaihim wa laḍ-ḍāllīn(a).
Artinya: "Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Pemilik hari Pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Bimbinglah kami ke jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat."
2. Takbir kedua dilanjutkan membaca selawat kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya.
Disunnahkan untuk membaca selawat Ibrahimiyah berikut:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ
Allāhumma shalli 'alā sayyidinā Muhammadin, wa 'alā āli sayyidinā Muhammadin kama shallaita 'alā Ibrāhīma, wa 'alā āli Ibrāhīma, innaka hamīdun majīdun, wa barīk 'alā sayyidinā Muhammadin, wa 'alā āli sayyidinā Muhammadin kama baarakta 'alā Ibrāhīma, wa 'alā āli Ibrāhīma, fī al-'ālamīn
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.