Kompas TV religi beranda islami

Naskah Teks Khotbah Jumat 14 Juni 2024 Tentang Menyambut Hari Raya Iduladha 1445 H

Kompas.tv - 14 Juni 2024, 08:24 WIB
naskah-teks-khotbah-jumat-14-juni-2024-tentang-menyambut-hari-raya-iduladha-1445-h
Lebaran Iduladha 2024 (Sumber: its.ac.id)
Penulis : Dian Nita | Editor : Desy Afrianti

Meskipun setan al-khannas menggoda dengan membisik-bisikkan dan membuat was-was dalam hatinya, untuk tidak melaksanakan perintah Allah Swt tersebut, Nabi Ibrahim AS berketetapan untuk melaksanakan perintah Allah SWT. Maka dipanggilah anaknya, sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ فَلَمَّآ اَسْلَمَا وَتَلَّهٗ لِلْجَبِيْنِۚ وَنَادَيْنٰهُ اَنْ يّٰٓاِبْرٰهِيْمُ ۙ قَدْ صَدَّقْتَ الرُّءْيَا ۚاِنَّا كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ

Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (untuk melaksanakan perintah Allah). Lalu Kami panggil dia, “Wahai Ibrahim! ٍSungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.” Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. ) Ash-Shaffat: 102-105).

Ternyata puteranya, Ismail pun dengan tabah dan sabar memberikan kepatuhan terhadap ayahnya, dan siap pula menerima perintah Allah SWT. Demikian pula ibunya, Sayyidah Hajar, tabah dan sabar menerima perintah Allah SWT, dengan keyakinan bahwa Allah Swt tak akan menzalimi hamba-Nya.

Allah SWT memang Maha Bijaksana, perintah tersebut rupanya hanya untuk menguji keimanan dan keteguhan Nabi Ibrahim As, dan akhirnya diganti dengan seekor kambing gibas yang gemuk. Peristiwa tersebut kini disyariatkan bagi kita sekalian baik dalam ibadah haji maupun ibadah kurban.

Hadirin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah…

Allah Maha Besar telah memberikan sebuah pelajaran, dan pada hari yang mulia ini marilah kita ambil pelajaran dari kisah suci tersebut. Pertama, bahwa Allahlah Tuhan Yang Maha Agung, Penguasa dan Pemilik alam ini. Sedangkan kita manusia adalah hamba Allah Swt, yang sangat kecil di hadapan-Nya.

Karena itu, sudah selayaknya kita taat dan patuh kepadanya, serta siap melaksanakan perintah Allah SWT, dan mampu mengorbankan kepentingan sendiri, meskipun itu yang kita cintai.

Allah SWT Berfirman:

لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتّٰى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ ۗوَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ

Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah Maha Mengetahui. (QS. Ali Imron: 92)

Dalam ayat di atas ditegaskan bahwa, seseorang belum mencapai tingkat pengabdian yang tinggi, sehingga ia mampu menginfakkan miliknya yang disenanginya.

Kedua, untuk menjadi orang yang patuh dan taat kepada Allah Swt, atau untuk melaksanakan perintah Allah Swt, tentu banyak godaan dan gangguan, setan akan membisik-bisikkan dalam hati kita sehingga menjadi waswas dan ragu-ragu.

Di sinilah kita diuji, apakah kita bisa mengalahkan gangguan setan, atau malah kita yang kalah dan tak mampu membebaskan diri dari godaan setan. Kalau kita kalah terus, maka bisa jadi kita malah akan menjadi kawan setan. Bulan Dzulhijjah ini mengingatkan kita agar jangan sampai kita kalah terus, sebaliknya kita harus mampu menang sebagaimana Nabi Ibrahim AS dan keluarganya.

Ketiga, kita perlu terus berupaya untuk menjadikan keluarga kita sebagaimana keluarga Nabi Ibrahim As. Nabi Ibrahim As sebagai ayah yang sangat patuh dan taat kepada Allah Swt, namun tidak otoriter, diajaknya Nabi Ismail As berdialog terlebih dahulu,

“Bagaimana pendapatmu, wahai anakku, terhadap perintah Allah ini?” Ternyata hasil didikan Nabi Ibrahim As luar biasa, yaitu Ismail memiliki keimanan yang tinggi. Demikian pula ibunya, walaupun dengan rasa berat, ia ikhlaskan Nabi Ibrahim As melaksanakan perintah Allah SWT.

Keyakinan bahwa Allah Swt tidak akan menzalimi hamba-Nya inilah yang membuat dia rela dan patuh.

Karena Nabi Ibrahim As telah lulus dalam menghadapi ujian berat tersebut, maka Allah Swt akan memberikan apapun yang dia minta kepada-Nya. Nabi Ibrahim As hanya meminta tiga hal: Pertama, memohon agar negeri Mekah dijadikan negeri yang aman dan penduduknya banyak rizkinya; kedua, Ka'bah yang mereka bangun bersama Nabi Ismail As, dikunjungi banyak orang agar mereka mau mengingat peristiwa di zamannya; ketiga agar anak cucunya dijadikan pemimpin bagi orang yang bertakwa. Tidak ada doa untuk kepentingan sendiri, semua untuk kepentingan umat manusia.

Setiap hari raya Iduladha, kita diingatkan akan peristiwa Nabi Ibrahim As ini, agar kita sadar bahwa kita adalah hamba Allah Swt yang harus selalu taat dan patuh kepadanya, senang berkurban untuk kepentingan orang lain, bukan sebaliknya, mengorbankan kepentingan orang lain untuk kepentingan diri sendiri.

Hadirin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah…

Kurban dalam bahasa Arab artinya pendekatan diri, kita menjalankan perintah menyembelih hewan kurban tiada lain bertujuan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Nilai lebih dari bulan yang berbahagia ini kita bisa memperoleh ridla Allah Swt dengan menyisakan sebagian harta kita untuk membantu fakir miskin. Karena hikmah dari berbagai bentuk ibadah adalah peningkatan takwa, berusaha menjadi hamba paling mulia di sisi Allah SWT. Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Hajj ayat 37:

لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ

Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demi-kianlah Dia menundukkannya untuk-mu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. AL-Hajj: 37)

Nabi Muhammad SAW Bersabda:

عَنْ اِبْنِ عَباَّسٍ رضي الله عَنْهُمَا قاَلَ : قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلىَّ اللّٰه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَا مِنْ عَمَل ابْنِ آدَمَ يَوْمَ النَّخْرِ عَمَلاً أَحَبَّ إِلىَ اللّٰهِ مِنْ إِرَاقَةِ دَمٍ . وَإِنَّهُ لَيَأْتِي بِقُرُوْنِهَا وَأَظْفَارِهَا وَأَشْعَارِهَا . وَأَنَّ الدَّمَ لَبَقَعُ مِنَ اللّٰهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ فِيْ الأَرْضِ فَطَيِّبُوْهَا نَفْسًا

Tiada amal anak Adam pada hari Nahr (Idul Adha) yang lebih disenangi Allah melainkan mengalirkan darah (menyembelih hewan kurban). Dan sesungguhya ia akan datang (kelak di Hari Kiamat) dengan membawa tanduknya, kukunya, dan bulu-bulunya. Dan sesungguhnya darah kurban itu akan berada di sisi Allah sebelum jatuh ke bumi.

وَعَنْهُ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم أُخْضُرُوْهَا إِذَا ذَبَحْتُمْ فَإِنَّهُ يُغْفَرُ لَكُمْ عِنْدَ أَوَّلِ قِطْرَةٍ

Hadirlah penyembelihan kurban ketika kalian semua menyembelih. Sesungguhnya dosamu akan diampuni ketika darahnya menetes .

وَاللّٰهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى يَقُولُ , وَبِقَوْلِهِ يَهْتَدِي الْمُهْتَدُوْنَ : وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهُ وَأَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ . أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ . بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم : اِنَّا اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ . جَعَلَنَا اللّٰهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ اْلأَمِنِيْنَ الْفَائِزِيْنَ وَأَدْخَلَنَا وَإِيَّا كُمْ فِيْ زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّحِميْنَ

 



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x