Ada beberapa syarat agar menuntut ilmu masuk kategori berjuang atau berjiad di jalan Allah di antaranya:
Adapun ayat yang mempertegas bahwa menuntut ilmu juga bagian dari berjuang di jalan Allah atau berjihad adalah:
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَاۤفَّةًۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ
“Dan tidak sepatutnya orang-orang Mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.” (QS At-Taubah: 122)
Saat terjadi peperangan saja masih diperintahkan untuk mempelajari ilmu, apalagi saat damai seperti sekarang ini. Ada tiga syarat menuntut ilmu agar termasuk dalam golongan jihad fi sabilillah.
Ketiga, berjuang dengan harta
Perjuangan dengan fisik serta menuntut ilmu, kesemuanya membutuhkan dukungan harta. Para sahabat ketika mereka berjuang juga membutuhkan dukungan harta dari para dermawan untuk perbekalan mereka.
Baca Juga: Jokowi akan Beri Gelar Pahlawan Nasional untuk 6 Tokoh, Ini Daftarnya
Pada saat Perang Tabuk, Rasulullah pun mengimbau dan menghimpun bantuan untuk perbekalan Perang Tabuk tersebut. Sahabat Utsman memberikan sepertiga hartanya, Sahabat Umar memberikan separo hartanya dan Sahabat Abu Bakar memberikan seluruh hartanya untuk kepentingan Perang Tabuk tersebut. Jadi Perjuangan itu membutuhkan dukungan dana dan yang memberikan dana atau dukungan dana juga termasuk orang yang berjuang dan berjihad di jalan Allah, hanya melalui hartanya. Allah berfirman:
مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
”Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.” (QS Al Baqarah: 261)
Keempat, berjuang (berjihad) dengan lisan
Lidah memang tidak bertulang, tapi dengan lidah manusia sehat bisa sakit dan sebaliknya, manusia kaya bisa miskin dan sebaliknya, manusia mulia bisa hina dan sebaliknya, dan seterusnya. Dapat disimpulkan bahwa lidah atau lisan sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat.
Dalam sejarah penemuan Makam Imam Bukhari bahwa ketika Presiden Sukarno ketika itu diundang untuk kunjungan kenegaraan ke Uni Soviet. Sukarno meminta presiden Uni Soviet bisa menemukan kuburan Imam Bukhari, Sang Perawi Hadist ternama sebagai syarat kedatangannya bersama rombongan berkunjung ke Uni Soviet. Al-hasil ditemukannya kuburan Imam Bukhari di negara Uni Soviet.
Dalam hal ini bagaimana Sukarno berani meminta dengan kata-kata tegas atau dengan lisan yang tegas meminta presiden Uni Soviet menemukan kuburan Imam Bukhari. Rasulullah bersabda:
أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ
Artinya: "Jihad yang paling utama ialah mengatakan kebenaran (berkata yang baik) di hadapan penguasa yang dzalim." (HR Abu Daud)
Kelima, berjuang dengan kepatuhan
Orang tua adalah manusia yang paling berjasa dalam kehidupan kita, karenanya pantaslah berbakti kepadanya tanpa batas. Di samping itu tidak boleh kita menyakiti mereka walau dengan kata-kata yang sedikit mengusik perasaan yang dalam Al-Qur’an surat al-Isra disebut dengan kata “ah”. Begitu besar nilai dan pahalanya berbakti dengan kepatuhan kepada orang tua dalam kehidupan manusia.
Berbakti kepada orang tua sama nilainya dengan jihad, sehingga dianggap berjihad yang nilai pahala sama dengan berjihad perang di jalan Allah. Sebagaimana dijelaskan Rasulullah SAW dalam haditsnya. Hadits ini diceritakan 'Abdullah bin 'Amr bin Al-'Ash RA:
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- يَسْتَأْذِنُهُ فِى الْجِهَادِ فَقَالَ « أَحَىٌّ وَالِدَاكَ ». قَالَ نَعَمْ. قَالَ « فَفِيهِمَا فَجَاهِدْ »
Artinya: "Ada seseorang yang mendatangi Nabi SAW, dia ingin meminta izin untuk berjihad. Nabi SAW lantas bertanya, 'Apakah kedua orang tuamu masih hidup?' Ia jawab, 'Iya masih.' Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda, 'Berjihadlah dengan berbakti kepada keduanya." (HR Muslim)
Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Demikian khotbah yang singkat ini, semoga bermanfaat. Semoga Allah ridha menjadikan kita semua orang yang beruntung, mendapatkan kebahagiaan, rahmat dan kasih sayang Allah. Amin.
بَارَكَ اللَّهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِيْ وَاِيّكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَاِيَّاكُمْ تِلاَ وَتَه اِنَّه هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ.
اَلْحَمْدُ لِلّهِ وَ الْحَمْدُ لِلّهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَه لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُه وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى ألِه وَأَصْحَابِه وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلى يَوْمِ القِيَامَةِ أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَه يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَلّلهُمَّ صَلِّ عَلى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى ألِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ اللّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبى وَيَنْهى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Baca Juga: Begini Sejarah Hari Pahlawan yang Jatuh Pada 10 November: Berawal dari Pertempuran Surabaya
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.