Puasa Arafah memiliki keutamaan diampuni dosa selama dua tahun yang lalu dan yang akan datang atas kehendak Allah SWT. Berikut niat puasa Arafah beserta artinya:
Nawaitu shouma 'arafata sunnatan lillaahi ta’ala
Artinya: Saya niat puasa sunah Arafah karena Allah Ta’ala.
Baca Juga: Hukum dan Keutamaan Puasa Arafah dan Tarwiyah Iduladha 2023, Diampuni Dosa yang Lalu dan akan Datang
Guru Besar Bidang Ilmu Sejarah Peradaban Islam UIN Raden Mas Said Surakarta Syamsul Bakri pernah menjelaskan bahwa puasa qadha atau bayar utang puasa Ramadan dan puasa Zulhijah tidak bisa digabungkan.
"Tentu tidak bisa (digabungkan). Puasa punya aturannya sendiri-sendiri. Artinya, tidak puasa A sekaligus gandeng puasa B itu tidak bisa. Ia harus sendiri-sendiri," ujar Syamsul, dikutip dari Kompas.com, Rabu (29/6/2022).
Syamsul menjelaskan, lebih utama mendahulukan puasa qadha karena hukumnya wajib. Sementara puasa Zulhijah, baik puasa tarwiyah maupun arafah, keduanya adalah puasa sunah.
"Yang wajib harus didahulukan ketimbang yang sunah, itu kaidahnya," terang Syamsul.
Pelaksanaan puasa qadha sendiri bebas dan tidak ada batasan waktunya. Batasan utamanya, hanya sebelum masuk Ramadhan tahun berikutnya.
"Artinya kapan pun kita boleh memilih (melaksanakan puasa qadha)," imbuh dia.
Meski dianjurkan untuk berpuasa selama 9 hari, namun di beberapa kondisi ada yang berpuasa tidak penuh, melainkan hanya t hari, dua hari atau sehari, dan lainnya. Bolehkah begitu?
Baca Juga: Kapan Puasa Arafah dan Tarwiyah 2023 Jelang Idul Adha? Ini Jadwal, Niat dan Keutamaannya
Melansir laman kemenag.go.id, berpuasa Zulhijah tapi tidak penuh hukumnya boleh dan sah, hal itu karena hukum puasa ini adalah sunah, yang mendapat pahala jika dilakukan dan apabila ditinggalkan tidak mendapat dosa.
Selain itu, keabsahan satu hari puasa tidak tergantung pada hari sebelumnya dan sesudahnya, sehingga boleh dilakukan tidak sempurna 9 hari puasa.
Namun apabila dalam kondisi mampu melakukan puasa 9 hari, maka sangat dianjurkan untuk berpuasa sempurna.
Ini karena berpuasa sempurna 9 hari memiliki lebih banyak keutamaan dibanding yang berpuasa tidak sampai 9 hari. Juga Rasulullah Saw senantiasa berpuasa selama 9 hari Zulhijah.
Ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Imam Ahmad, Imam Al-Nasa-i, dan Imam Ibnu Hibban dari Sayidah Hafshah, dia berkata;
"Empat hal yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah Saw, yaitu berpuasa di hari Asyura (tanggal 10 Muharram), berpuasa sepuluh hari pertama (1-9 Zulhijah), berpuasa tiga hari di setiap bulan, dan shalat dua rakaat sebelum shalat Subuh."
Sumber : Kompas TV, Kemenag.go.id, Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.