Mendengar penjelasan Amirul Mukminin, anak laki-laki itu lantas menjelaskan tentang orang tua yang ada di hadapannya.
"Jika demikian, bagaimana aku berbakti kepada ayahku?” paparnya.
“Demi Allah, ayahku tak sayang kepada ibuku yang diperlakukan tak ubahnya seorang hamba sahaya. Sekali-kalinya dia mengeluarkan uang untuk ibuku, sebanyak 400 dirham untuk menebus ibuku,” terangnya.
Ia lantas menjelaskan lebih lanjut tentang orang tuanya yang tidak berbuat kepada dirinya, ibu dan keluarganya.
“Dia juga tak menamaiku dengan nama yang baik: Aku dinamai ayahku dengan nama "Juala" (Jadian). Dia juga tak mengajariku mengaji, satu ayat pun!" tambahnya.
Seketika itu Umar bin Khattab berpaling, matanya memandang tajam ke arah orang tua anak itu. Ia marah.
"Kalau begitu bukan anakmu yang durhaka, tetapi kamulah orang tua durhaka!" kata Umar kepada orang tua tersebut.
Baca Juga: Buat yang Masih Susah Tersenyum, Kalian Wajib Tonton Ini
M. Ishom el-Saha, Dosen UIN Sultan Maulana Hasanuddin, Banten, di situs resmi Kemenag menjelaskan tentang kisah ini sebagai pelajaran penting bagi orang tua yang bisa saja lalai dan durhaka.
Ia menjelaskan, ada tanda-tanda orang tua yang durhaka. Pertama, tidak menyayangi secara lahir-batin istri yang menjadi sumber belajar pertama kali anak kandungnya.
Kedua, berkata kasar dan tidak memanggil putra-putrinya dengan sebutan yang baik.
Ketiga, tidak mendidik putra-putrinya dengan pendidikan yang baik dan bermanfaat untuk masa depan mereka.
Itulah kisah orang tua durhaka zaman sahabat Umar yang bisa jadi pelajaran kita. Amin. Wallahu a'lam.
Sumber : Kompas TV/Kemenag
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.