JAKARTA, KOMPAS.TV – Dalam Islam, ada larangan keras menyiksa binatang. Bahkan, tidak tanggung-tanggung, seorang yang menyiksa binatang bisa terkena azab masuk neraka.
Rasulullah pernah mengisahkan tentang seorang perempuan yang masuk neraka karena berbuat dzalim kepada makhluk Tuhan tersebut.
Pada zaman dahulu, ada seorang perempuan menyiksa binatang yang ia pelihara. Ia menyiksa seekor kucing hinggga mati.
Kucing yang dipelihara perempuan itu dikurung dan dikerangkeng, tidak dikasih makan dan minum.
Bahkan, kucing tersebut harus memakan hewan-hewan yang ada di tanah lantaran kucing juga tidak bisa ke mana-mana untuk berburu makanan laiknya kucing-kucing lain.
Kucing itu haus dan kelaparan dalam kerangkeng, tersiksa hinggga kucing itu pun mati.
Ternyata, kucing itu menjadi penghalang perempuan itu masuk ke surga. Sebaliknya, bahkan diazab neraka.
Kisah tersebut termaktub dalam Sahih Bukhari dan Muslim tentang azab seseseorang yang memperlakukan hewan peliharaan dengan buruk.
Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Ada seorang wanita yang diazab karena seekor kucing yang dikurungnya hingga mati, wanita itu masuk neraka karenanya. Kucing itu tidak diberinya makan, tidak diberinya minum, tidak pula dilepaskannya hingga dia bisa memakan hewan yang ada di tanah.” (H.R. al-Bukhari, No. 3482 dan Muslim, No. 2242).
Baca Juga: Jenderal Bintang 1 Terduga Pelaku Tembak Kucing Bisa Dipidana, Guru Besar Unsoed Jelaskan Alasannya
Berdasarkan kisah di atas, terang benderang bahwa Islam menyuruh umatnya agar tidak berbuat buruk kepada binatang.
Bahkan, ketika seseorang hendak menyembelih hewan untuk kurban, misalnya, Islam juga meminta untuk berhati-hati dan sebisa mungkin tidak menyiksa binatang tersebut.
"Barangsiapa menyayangi meskipun terhadap hewan sembelihan, niscaya Allah akan merahmatinya pada Hari Kiamat.” (HR. Bukhari).
Selain itu, bagi mereka yang menyayangi binatang, ada pahala besar menanti.
"Setiap air yang diberikan kepada hewan hidup (untuk minumnya) mendatangkan pahala." (HR Bukhari dan Muslim).
Dalam sejarah Islam, bahkan ada seorang sahabat Nabi bernama Abdurrahman bin Shakr.
Ia lantas mendapatkan nama Abu Hurairah atau bapak kucing lantaran ia punya banyak kucing peliharaan di rumahnya dan memeliharanya dengan baik.
Abu Hurairah ini juga punya kedudukan istimewa di sisi Nabi, menjadi salah satu sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis. Wallahu a'lam.
Baca Juga: Hari Kucing Sedunia, Sejak Kapan Kucing Jadi Peliharaan Manusia?
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.