Keledai itu seperti bisa membaca. Keledai itu menggunakan lidahya untuk membolak-balikkan buku besar yang telah disiapkan raja.
Halaman demi halaman dibolak-balik laiknya orang yang sedang membaca buku. Beberapa kali juga keledai itu berhenti sejenak, seperti berpikir, lalu membalik lagi halaman buku itu sampai selesai.
Orang-orang di istana melongo. Raja pun takjub.
“Nah, Tuanku. Keledai ini sekarang sudah bisa bicara”
“Sebentar. Bagaimana caramu mengajarinya?
Nasrudin tersenyum.
“Aku biasa memberinya lembaran-lembaran besar yang mirip sebuah buku. Nah, aku selipkan kedelai dan bijian-bijian gandum di sela-selanya,” papar Nasrudin.
Raja masih belum mengerti. Nasrudin pun melanjutkan paparannya.
”Nah, keledai ini harus belajar membalik halaman buku itu untuk bisa memakan biji-bijian itu. Perlahan, halaman per halaman dia akan membalik untuk dapatkan makanan hingga sekarang ia sudah terlatih.
Raja pun termanggut-manggut. Tapi ia punya satu senjata yang ia pikir bisa membuat Nasrudin bertekuk lutut.
“Tapi, Nasrudin, bukankah jika seperti itu hewan itu bukankah tidak mengerti yang ia baca?” tanya Raja.
“Justru itu, Tuanku. Bukankah jika manusia membaca tanpa mengerti bukankah kita bisa disebut bodoh seperti kuda… eh keledai itu?”
Sang raja tertawa besar. Nasrudin mendapatkan hadiah yang sangat besar.
Baca Juga: Kisah Ajaib Sedekah, Sekantong Pasir yang Berubah Jadi Gandum
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.