Saat berpindah ke tangan pemetiknya pun masih tampak kecantikannya. Namun itu tak akan berlangsung lama, bunga yang indah akan segera layu, kering dan kemudian mati, tak lama setelah ia dipetik.
Sebagaimana gambaran hidup di dunia ini yang nampak menawan. Begitupun soal harta yang banyak, benda-benda kesenangan yang memesona, wanita cantik, anak-anak yang menyenangkan, jabatan yang tinggi dan segala hal yang menyita perhatian kita.
Seluruhnya nampak begitu menggoda dan mengundang kita untuk segera menikmatinya.
Padahal jika kita mau menahan sejenak keinginan kita untuk memetik bunga yang indah dan menyaksikan bahwa ada buah ranum yang akan datang di kemudian. Inilah ujian dari Allah Subhanahu wa ta'ala.
Semuanya akan mati kecuali di hari akhir, ada sesuatu yang lebih kekal.
Begitupun mukmin yang memilih bersabar karena keyakinannya bahwa kehidupan dunia hanyalah kenikmatan semu yang melenakan.
Bahwa dunia bukanlah tempat beristirahat apalagi bersenang-senang.
Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarh Shahih Muslim menerangkan,
"Orang mukmin terpenjara di dunia karena mesti menahan diri dari berbagai syahwat yang diharamkan dan dimakruhkan. Orang mukmin juga diperintahkan untuk melakukan ketaatan. Ketika ia mati, barulah ia rehat dari hal itu. Kemudian ia akan memperoleh apa yang telah Allah janjikan dengan kenikmatan dunia yang kekal, mendapati peristirahatan yang jauh dari sifat kurang. Adapun orang kafir, dunia yang ia peroleh sedikit ataupun banyak, ketika ia meninggal dunia, ia akan mendapatkan azab (siksa) yang kekal abadi."
Maka bersabarlah dari segala maksiat dengan menahan diri.
Wallahu a’lam bish-shawab
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.