MEDAN, KOMPAS TV - Pria di Medan, Sumatera Utara, berinisial R telah ditangkap polisi usai membunuh dua anak tirinya masing-masing berinisial IF (10) dan RA (5).
Penangkapan terhadap R dilakukan oleh tim gabungan dari Satreskrim Polrestabes Medan dan Polsek Medan Kota setelah mendapat laporan dari istri pelaku yang juga ibu kedua bocah malang itu.
Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Riko Sunarko, mengatakan usai membunuh kedua korban, R melapor kepada F, sang istri yang juga ibu dari kedua korban tersebut lewat pesan media sosial Facebook.
Baca Juga: Suami Lapor ke Istri Lewat Facebook Usai Bunuh 2 Anak Tirinya, Ini Isi Pesannya
Sontak, pesan singkat tersebut membuat F syok berat. Ia lantas segera melapor ke polisi. Sekitar tujuh jam setelah menerima laporan itu, pihak kepolisian langsung mengumpulkan anggota dari Satreskrim dan Polsek setempat.
“Kita bentuk 2 tim. Satu tim dipimpin Kasatreskrim dan satu lagi dipimpin Kapolsek Medan Kota,” kata di Medan, Sumatera Utara seperti dikutip dari TribunMedan.com pada Selasa (23/6/2020).
Selanjutnya, pihak kepolisian melakukan pengejaran terhadap pelaku. Tak butuh waktu lama, pelaku R berhasil ditangkap polisi.
“Saya sampaikan terima kasih dan apresiasi kepada tim yang sudah menangkap," ucap Riko.
Riko mengatakan pelaku R membunuh kedua korban yang merupakan kakak beradik itu pada Jumat (19/6/2020).
Baca Juga: Pria Bunuh 2 Anak Tirinya Saat Menonton Televisi, Kepala Korban Diadu dan Dibenturkan ke Lantai
Dari pengakuan pelaku, Riko menjelaskan, R tega membunuh dua anak tirinya karena sakit hati dengan ucapan korban.
"Motifnya dari keterangan awal pelaku yang bersangkutan karena sakit hati," ucap Riko.
Sebelum melakukan pembunuhan, Riko menjelaskan, awalnya pelaku bersama kedua anaknya menonton televisi bersama.
Saat itu, kedua anak tirinya meminta dibelikan es krim. Tapi permintaan itu tidak dikabulkan. Pelaku beralsan karena tidak mempunyai uang.
"Setelah itu, anaknya bilang ayah pelit, kemudian mereka meminta ibunya untuk mencari ayah yang baru," kata Riko.
Baca Juga: Orang Tua Menunggu di Depan Sekolah Ketika Anaknya Dibunuh, Lalu Disetubuhi Pembina Pramuka
Demikian fakta tersebut disampaikan polisi berdasarkan pengakuan tersangka R saat ditangkap setelah menghabisi nyawa anak tirinya.
Lebih lanjut, Riko mengatakan, tempat kejadian perkara atau TKP terjadi di sebuah rumah kontrakan tersangka yang terletak di Jalan Brigjen Katamso, Gang Abadi, Medan.
Menurut Riko, peristiwa pembunuhan berawal ketika ibu korban berinisial F mengantarkan kedua anaknya ke rumah neneknya pada pagi hari di Gang Ksatria, Ksatria, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun.
Setelah itu, ibu korban berangkat kerja pada Jumat pagi. Sore harinya, kedua korban pulang ke rumah kontrakan tersangka yang letaknya tidak jauh dari rumah neneknya.
Saat berada di rumah, kedua korban dan pelaku menonton televisi bersama. Saat mempunyai kesempatan bersama itulah, pelaku nekat menghabisi nyawa kedua bocah tersebut.
Baca Juga: Viral Ayah Aniaya Anak agar Istri Pulang: Mak, Sudah Sakit Aku, Kami Tak Dikasih Makan
Caranya, kata Riko, pelaku semula memegang tengkuk kedua bocah malang tersebut. Lalu kepala kedua korban diadu oleh pelaku.
"Kedua anak ini dipegang tengkuknya, kemudian kepalanya dibenturkan,” kata Riko Sunarko
Setelah dibenturkan, Riko melanjutkan, kedua korban terjatuh. Kemudian satu-persatu kepala mereka dibenturkan ke lantai dan dinding masing-masing sebanyak empat sampai lima kali.
Usai dibenturkan ke lantai dan dinding, pelaku R melihat korban masih bergerak-gerak. Tak Tinggal diam, ia kembali melakukan penganiayaan dengan cara meginjak korban di bagian perut.
Setelah memeriksa nadi dan nafas kedua anak tersebut, R langsung membuang kedua bocah itu di samping sekolah Global Prima lewat lorong sebelah rumahnya.
Baca Juga: Sebelum Tewas Bunuh Diri, Suami Istri Tulis Surat Wasiat Minta Anak-anaknya Rukun
Setelah membunuh dua anak tirinya, R mengirimi pesan singkat kepada istrinya berinisial F lewat Facebook. Isi pesannya, R mengaku sudah membunuh dua anaknya IF dan RA.
Dalam pesannya itu pula, R mengaku telah membuang kedua jasad bocah tersebut ke parit yang berada di samping gedung sekolah.
“Kedua jenazah korban itu ditutup dengan triplek dan karton,” kata Riko.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.