Dalam kunjungannya kemarin, Terawan kagum dengan cara Pemkot Surabaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Selain rapid test massal, Pemkot Surabaya juga memisahkan dan memetakan warga yang positif dan negatif Covid-19.
Sementara Doni Monardo menilai, peningkatan kasus positif di Surabaya terjadi karena kerja keras mengambil sampel cairan tenggorokan pasien dari berbagai wilayah.
"Itu kan sudah dijelaskan sama Pak Menteri, ini Menteri Kesehatan yang ngomong. Tiba-tiba Surabaya diberi zona hitam. Berarti Pak Menteri ngomongnya keliru dong. Ini yang membuat kita bingung," kata Fikser.
Pemkot Surabaya terus melakukan rapid test dan tes swab massal di beberapa tempat atau wilayah yang diduga berpotensi menjadi sumber penularan virus corona.
Dengan cara itu, pihaknya bisa mengetahui jumlah hasil rapid test dan tes swab yang sudah dilakukan.
Sehingga, Pemkot Surabaya tahu wilayah mana yang harus diprioritaskan dalam penanganan Covid-19.
"Kita tahu mana yang harus kita fokuskan, ada peta penanganan yang jelas dan kita sudah tahu sasarannya siapa mereka yang harus kita perhatikan. Nah, di situlah fokus pemerintah untuk melakukan penyembuhan-penyembuhan itu," kata Fikser.
Baca Juga: Jawa Timur 5.135 Kasus Positif Corona, Surabaya Zona Hitam
Alasan Peningkatan Kasus
Fikser mengungkapkan, peningkataan kasus positif Covid-19 terjadi karena pelacakan dan pengambilan sampel yang terus dilakukan secara massif sampai saat ini.
Deteksi dini penyebaran virus corona baru atau Covid-19 diutamakan untuk memudahkan penanganan Covid-19.
"Karena kita ingin buka semua di bawah. Semua itu kita ingin selesai. Karena kita bisa tahu orang itu terjangkit setelah dilakukan rapid test sebagai deteksi dini dan swab sebagai penentu," ujar Fikser.
Fikser mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang bekerja keras di lapangan untuk menangani Covid-19 di Surabaya. Ia mengajak masyarakat dan seluruh unsur terkait berjuang sesuai fungsi masing-masing.
Surabaya Zona Hitam
Sebelumnya diberitakan, dalam peta sebaran Covid-19 di Jawa Timur, Kota Surabaya terlihat berwarna hitam sejak empat hari terakhir.
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur Joni Wahyuhadi mengatakan, warna hitam menunjukkan kasus Covid-19 di daerah tersebut lebih dari 1.025 kasus.
"Semakin banyak catatan kasusnya, warna di peta sebaran akan semakin pekat hingga berwarna hitam," ujar Joni di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (2/6/2020).
Hingga Selasa malam, kasus Covid-19 di Surabaya mencapai 2.748 kasus.
Baca Juga: Respons Khofifah Usai Risma Marah-Marah karena 2 Mobil PCR Batal ke Surabaya
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.