Kompas TV regional berita daerah

Viral Disebut Mirip New Zealand, Ranu Manduro Ternyata Area Pertambangan

Kompas.tv - 2 Maret 2020, 10:58 WIB
viral-disebut-mirip-new-zealand-ranu-manduro-ternyata-area-pertambangan
Pemandangan di Ranu Manduro, Mojokerto, Jawa Timur. (Sumber: Surabaya Fess via KOMPAS.COM)
Penulis : Fadhilah

KOMPAS.TV - Eksotisme Ranu Manduro tengah menjadi primadona baru wisata di Indonesia. Lokasinya di Dusun Manduro, Desa Manudoro Manggung, Gajah, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Video yang memperlihatkan pemandangan di Ranu Manudro banyak dibagikan di media sosial. Tempat tersebut disebut-sebut mirip seperti New Zealand.

Beberapa netizen bahkan ada yang menyematkan kata "feeling good" saat mengunggah video pemandangan Ranu Manduro.

Baca Juga: Danau Indah Ranu Kumbolo di Kaki Gunung Semeru

Area Pertambangan 

Lahan di lokasi Ranu Menduro merupakan bekas area pertambangan sirtu milik PT Wira Bumi.

Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Mojokerto, Amat Susilo mengatakan, area tersebut adalah kawasan pertambangan aktif dan bukan tempat wisata.

"Itu wilayah pertambangan aktif, tidak resmi (tempat wisata). Dulu izinnya untuk pertambangan, bukan untuk tempat wisata," kata Susilo dilansir dari Kompas.com, Senin (2/3/2020).

Ia tak tahu persis kapan terakhir kali aktivitas pertambangan di wilayah tersebut.

Tangkapan layar dari video yang menampilkan pemandangan di Ranu Manduro, Mojokerto, Jawa Timur. (Sumber: TWITTER via KOMPAS.COM)

Saat musim kemarau, wilayah tersebut kering dan gersang. Namun saat musim hujan, tumbuh rumput dan lokasi tersebut berubah menjadi padang hijau yang luas.

Sejauh ini, menurut Amat Susilo, Pemda Mojokerto masih belum ada wacana untuk menjadikan Ranu Manduro resmi menjadi lokasi wisata.

"Sementara belum ada, karena itu lahan milik swasta. Kalau dijadikan tempat wisata harus dikaji dulu terkait kesesuaian tata ruang dan perizinannya. Untuk dikelola bisa saja kerja sama desa setempat dengan pemilik lahan," kata Susilo.

Baca Juga: Wisata Hutan Mangrove Diminati Warga

Ditutup Pemilik Lahan

Kepala Desa Manduro Manggung Gajah, Eka Dwi Firmansyah menjelaskan kawasan padang rumput itu ditutup oleh pihak pemilik lahan.

"Iya ditutup (PT Wira Bumi, Red)," ujarnya singkat dikutip dari SURYA.co.id via Kompas.com.

Sebelumnya sempat beredar video yang memperlihatkan Ranu Menduro penuh sampah. Video tersebut diambil oleh Rois Syafii.

Ia mengunggahnya di akun media sosialnya @Roes_lim. Rois bercerita pertama kali mendatangi Ranu Manduro pada Selasa (25/2/2020).

Saat itu lokasinya masih bersih karena belum ada pedagang dan penentuan tarif masuk.

Namun sewaktu kembali menyambangi Ranu Manduro pada Kamis (27/2/2020) setiap pengunjung dikenai tarif masuk Rp 5.000 untuk motor dan Rp 10.000 untuk mobil.

"Tapi aku belum tahu jelas yang membuat itu dari pengelola lahan atau dari warga. Makanya tadi pagi kucoba pastiin. Karena sebelumnya enggak bayar," ujarnya.

Dikunjungannya kedua, Rois terkejut karena mulai banyak sampah di sekitar lokasi wisata karena banyak pedagang.

"Sebelumnya 2 hari yang lalu enggak ada. Sekarang sudah banyak pedagang," kata pria berusia 27 tahun itu.

Penutupan Ranu Manduro dilakukan satu hari setelah tim Divisi Pariwisata dari Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Pemkab Mojokerto datang langsung meninjau lokasi Ranu Manduro.

Baca Juga: Sektor Pariwisata Indonesia Melemah Gara-Gara Corona

Kepala Disparpora Kabupaten Mojokerto Amat Susilo membantah bahwa Pemkab Mojokerto telah menutup kawasan tersebut.

"Itu bukan dari Pemkab Mojokerto, kelihatannya (ditutup) yang punya lahan," ungkapnya.

Ia menjelaskan Pemkab Mojokerto tidak melarang kunjungan warga ke Ranu Manduro.

Hanya saja, para pengunjung harus waspada dan berhati-hati lantaran tempat itu merupakan lokasi bekas tambang.

"Untuk pengunjung juga harus hati-hati karena bekas galian dikhawatirkan tanahnya masih labil apalagi sekarang cuaca hujan masih ekstrem," ujarnya.

Ia juga menegskan jika akan dibuka menjadi tempat wsiata maka pengelola harus mengurus perizinannya.

"Terserah yang punya lahan kalau akan dijadikan wisata harus mengurus perizinannya," tandasnya.

Baca Juga: Pariwisata Lesu, Pemerintah Kasih Diskon Tiket Pesawat!

Urus Izin Wisata

Sementara itu Kepala Desa Manduro Manggung Gajah, Eka Dwi Firmansyah, membenarkan bahwa kawasan padang rumput itu ditutup oleh pihak pemilik lahan yakni PT Wira Bumi.

Ia mengatakan telah berkomunikasi dengan pemilik lahan agar berkenan membuka kembali kawasan Ranu Manduro demi kepentingan warga.

Ia mengatakan banyak pengunjung dari luar kota yang ingin menikmati pemandangan alam di Ranu Manduro, warga bisa menuai penghasilan.

"Saya masih bantu warga minta izin perusahaan di Surabaya," ungkapnya.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x