Menurut Yat, Galuh bermakna hati yang terdalam atau nurani. "Kata siapa (Galuh berarti brutal)," ujar Yat.
Baca Juga: Gelar Aksi Bela KPK, Budayawan Dipolisikan?
Yat menambahkan, banyak instansi yang memakai nama Galuh. Nama tersebut di antaranya dipakai nama universitas dan instansi militer.
"Kami (memakai nama) Universitas Galuh. Kalau dibilang Galuh berarti brutal, masak universitas brutal? Ada juga Brigif Galuh. Ini bahaya sekali mengartikan Galuh sebagai brutal," ujar Yat.
Karena itu, Yat meminta Ridwan Saidi membuktikan ucapannya dengan datang ke Ciamis, Jawa Barat, untuk menjelaskannya lebih jauh.
"Jika tidak hadir, kami akan laporkan segala persoalan ini ke polisi," kata Yat.
Sementara itu, Bupati Ciamis Herdiat Sunarya mempertanyakan alasan Ridwan Saidi mengartikan Galuh dengan brutal. "Dasarnya apa? Kita tidak ujuk-ujuk (tiba-tiba) ada Galuh," kata Herdiat.
Baca Juga: Budayawan Sumsel Berencana Polisikan Ridwan Saidi
"Hasil penelitian, pengkajian ahli, profesor yang meneliti. Barang-barang bukti peninggalan (kerajaan) Galuh ada secara otentik."
Menurut Herdiat, masyarakat Tatar Galuh tidak merasa brutal. Sebaliknya, justru merasa bangga dengan nama Galuh.
Herdiat menambahkan, Galuh berasal dari bahasa Sansekerta yang bermakna permata. Itu sebabnya, Galuh diartikan dapat menimbulkan cahaya untuk menyemangati masyarakat.
Lebih lanjut, Herdiat mengancam Ridwan akan membawa persoalan ini ke ranah hukum. Dengan catatan, jika Ridwan tak mengklarifikasi ucapannya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.