Kompas TV regional jabodetabek

Pengamat Kritik Rencana Penghapusan Koridor 1 TransJakarta, Aspek Sosio-Ekonomi Pengguna Berbeda

Kompas.tv - 22 Desember 2024, 18:10 WIB
pengamat-kritik-rencana-penghapusan-koridor-1-transjakarta-aspek-sosio-ekonomi-pengguna-berbeda
Pengamat transportasi menilai, rencana penghapusan TransJakarta Kooridor 1 Blok M-Kota adalah langkah yang tidak tepat. Pasalnya, pelanggan MRT dan Transjakarta (TJ) memiliki karakter yang berbeda. (Sumber: Kompas.com)
Penulis : Dina Karina | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV- Pengamat transportasi Darmaningtyas menilai, rencana penghapusan TransJakarta Kooridor 1 Blok M-Kota adalah langkah yang tidak tepat. Pasalnya, pelanggan MRT dan Transjakarta (TJ) memiliki karakter yang berbeda. 

"Karakter pelanggan Transjakarta (TJ) itu berbeda dengan karakter pelanggan MRT, baik dari aspek sosial ekonomi, tarif, maupun pola perjalanannya. Sehingga tidak bisa keberadaan MRT itu menggantikan layanan TJ, meskipun satu rute," kata Darmaningtyas dalam keterangannya kepada Kompas.tv, Minggu (22/12/2024). 

Pertama, dari aspek sosial ekonomi. Ia menyebut rata-rata kondisi ekonomi pengguna MRT lebih baik dari pengguna TJ. 

Menurutnya, begitu mereka dipaksa pindah ke MRT karena layanan TJ Koridor 1 dihapuskan, maka mereka akan pindah ke sepeda motor.

Baca Juga: Respons Pramono Anung soal Wacana Koridor 1 Transjakarta Dihapus

Kedua, dari segi tarif, tarif MRT jelas jauh lebih mahal karena berdasarkan jarak tempuh. Saat ini, jarak Lebak Bulus – Bunderan HI tarifnya mencapai Rp14.000. Sedangkan naik TJ hanya Rp3.500.

"Jadi semestinya cara berfikir insan Dinas Perhubungan Daerah Khusus Jakarta (DKJ) itu bukan menghapus layanan TJ Koridor 1, tapi bagaimana memindahkan pengguna mobil pribadi ke angkutan umum khususnya MRT," ujarnya. 

Ia menyebut, kebijakan-kebijakan yang sudah lebih dari 15 tahun digodok dan dikaji, seperti misalnya tarif parkir tengah kota yang mahal, tidak boleh parkir di badan jalan, dan harga BBM untuk kendaraan pribadi yang mahal, saatnya untuk diimplementasikan. 

Sementara menghapus layanan Koridor 1 TJ bertentangan dengan pembangunan MRT, yaitu memindahkan pengguna kendaraan pribadi, bukan memindahkan pengguna angkutan umum lainnya.

Baca Juga: Pengguna Transjakarta Tolak Penghapusan Koridor 2: Enggak Semua Orang Bisa Naik MRT

Darmaningtyas memaparkan, kontribusi Koridor 1 TJ dalam memfasilitasi mobilitas warga Jabodetabek setiap harinya cukup tinggi, bisa mencapai 66.000 orang pada hari kerja. Kalau 50 persen mereka kembali naik motor karena tidak mampu naik MRT, lanjutnya, maka itu akan menambah ruwet Kota Jakarta.

Ketiga, pola perjalanan pengguna TJ berbeda dengan pola perjalanan pengguna MRT. 

Pola Perjalanan Pelanggan Koridor 1 Berubah

Ia juga menjelaskan, pelanggan Koridor 1 TJ saat ini sudah mengalami pergeseran dibandingkan dengan 21 tahun silam saat Koridor 1 untuk pertama kalinya dioperasikan untuk rute Blok M – Kota. 

Saat itu sebagian pelanggan dari Blok M akan banyak naik dari Halte Ratu Plaza (Bunderan Senayan) sampai dengan Monas, dan akan banyak turun mulai dari Halte Dukuh Atas hingga Harmoni.  

Demikian pula pada saat jam sibuk sore hingga petang hari, pelanggan terbanyak mulai naik dari Halte Harmoni hingga Bunderan Senayan, dan turun di Blok M.

Baca Juga: Penjelasan Dishub soal Penghapusan Rute Transjakarta Blok M-Kota

Sekarang dengan adanya pengembangan koridor, termasuk Koridor 13 dan pengembangan rute TJ, Koridor 1 telah menghubungkan layanan dengan Koridor 2, 3, 4, 6, 8, 9, 12,13, dan layanan sejumlah rute non koridor.

Seperti 1A (Balai Kota-Pantai Maju), 1C (Blok M – Pesanggrahan), 1E (Blok M – Pondok Labu), 1N (Blok M – Tanah Abang), 1P (Blok M – Senen), 1Q (Blok M – Rempoa), 3H (Jelambar – Kota), 4K (Kejaksaan – Pulogadung), 5A (Ragunan – Balai Kota via Kuningan), 6B (Ragunan – Balai Kota via Semanggi), 6M (Blok M – Stasiun Manggarai), 6U (Blok – Pasar Minggu via Mampang), 6V (Ragunan – GBK), 7B (Blok M – Kampung Rambutan), 8C (Kebayoran Lama – Tanah Abang), 8D (Blok M – Joglo), 8E (Blok M – Bintaro), T22 (Kejaksaan – Ciputat), Jak 31 (Blok M – Andara), serta Jak 102 (Blok M – Lebak Bulus).  

"Mereka yang dari Kawasan Sudirman – Thamrin hingga Medan Merdeka yang akan menggunakan layanan LRT Jabodebek juga dapat menggunakan layanan TJ Koridor 1 lalu turun di Halte Dukuh Atas atau Bunderan HI Astra untuk selanjutnya naik Koridor 6, 6A, dan 6B," jelasnya. 

"Sedangkan yang akan menggunakan layanan KCI dapat turun di Halte Tosari atau Dukuh Atas lalu jalan kaki," imbuhnya. 

Baca Juga: Kereta Khusus Wanita LRT Jabodebek Beroperasi di Hari Kerja Mulai 23 Desember 2024

Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan bahwa rute Transjakarta yang bersinggungan dengan jalur MRT akan dihapus atau dihentikan setelah jaringan selesai.

"Layanan koridor satu Transjakarta dari Blok M sampai dengan Kota itu nanti ditiadakan," kata Syafrin di Jakarta, Kamis (19/12) saat rapat dengan DPRD Jakarta.

Menurut dia, penghapusan layanan tersebut setelah jalur MRT rute Lebak Bulus ke Stasiun Kota selesai dikerjakan, ini agar tidak saling tumpang tindih antarmoda transportasi umum tersebut.

Ia menjelaskan, tidak hanya koridor satu penghapusan rute Transjakarta juga akan dilakukan di koridor dua Pulogadung ke Harmoni, jika seluruh jaringan MRT sudah terbangun.

Baca Juga: Jadwal dan Harga Tiket Kereta Direct Train Jakarta-Yogyakarta PP dan Jakarta-Semarang PP

"Mereka akan dialihkan untuk mengisi kekosongan layanan lainnya. Demikian pula halnya dengan layanan yang nantinya akan berhimpitan dengan angkutan rel," tuturnya seperti dikutip dari Antara

Ia menambahkan bahwa terkait transportasi umum di Jakarta sudah ada rencana induk jadi dapat dipastikan nantinya tidak ada yang saling tumpang tindih antara satu dengan lainnya.

"Memang sudah masuk juga dalam rencana induk transportasi Jakarta jadi tidak akan tumpang tindih," katanya.


 




Sumber :




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x