SURABAYA, KOMPAS.TV - Menjelang musim hujan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mempercepat berbagai proyek saluran dan infrastruktur jalan, termasuk di Jalan Mayjen Sungkono dan Jalan Ciliwung.
Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapan Surabaya menghadapi potensi genangan.
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Syamsul Hariadi menyampaikan, beberapa proyek infrastruktur di Kota Pahlawan telah selesai dikerjakan, walaupun sejumlah proyek lain masih dalam proses penyelesaian.
“Jadi memang beberapa paket pekerjaan kita sudah on track dan sudah banyak yang kita selesaikan. Yang tersisa hanya beberapa paket pekerjaan yang memang ada kendala-kendala teknis di lapangan,” ujar Syamsul Hariadi, Jumat (8/11/2024).
Baca Juga: Ronald Tannur Diperiksa di Rutan Kelas I Surabaya soal Kasus Suap 3 Hakim
Syamsul menyoroti sejumlah proyek besar yang sedang berjalan, salah satunya di Jalan Ciliwung.
Pekerjaan di lokasi ini masih menghadapi kendala pada pemasangan crossing saluran akibat keberadaan utilitas pipa PDAM.
“Sehingga kita harus modifikasi lagi. Karena kalau (memindahkan) pipa PDAM bukan ahlinya yang mengerjakan, kita pindahkan begitu saja, bisa-bisa tidak mengalir airnya,” tambahnya.
Sementara itu, di Jalan Mayjen Sungkono, pekerjaan kini memasuki tahap akhir (finishing).
Syamsul memastikan, pihaknya berupaya menyempurnakan infrastruktur di lokasi tersebut agar dapat segera kembali nyaman bagi pengguna jalan.
“Ada crossing-crossing di sana yang belum sempurna. Nah, itu kita sempurnakan,” ungkap dia.
Syamsul mengakui, proyek-proyek yang sedang berjalan di beberapa titik utama berpotensi mengganggu kenyamanan lalu lintas, terutama di Jalan Mayjen Sungkono dan kawasan Jalan Ciliwung.
Karena itu, ia menyampaikan permohonan maaf kepada warga Surabaya atas ketidaknyamanan ini dan memastikan proyek akan selesai tepat waktu agar manfaatnya segera dirasakan masyarakat.
“Kami mohon maaf jika ada ketidaknyamanan selama pengerjaan ini. Petugas kami siaga 24 jam untuk memastikan jika terjadi genangan, segera dapat teratasi,” ujarnya.
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim hujan di Surabaya diperkirakan dimulai pada awal November 2024, dengan puncaknya pada Februari 2025.
Untuk menghadapi potensi hujan deras, DSDABM Surabaya telah menyiagakan 76 rumah pompa di berbagai lokasi dengan total kapasitas mencapai 513 meter kubik per detik.
“Kami sudah melakukan perbaikan pada semua rumah pompa yang ada, dan kini total ada 315 pompa se Surabaya,” ungkap Syamsul.
Namun, Syamsul juga mengakui, operasional rumah pompa masih bisa terganggu oleh keberadaan sampah besar, seperti tali tampar, kasur, atau sofa yang masuk ke area pompa.
Menurutnya, sampah ini kerap menyulitkan karena mengganggu kinerja pompa dan memerlukan alat berat untuk pengangkutannya.
“Kalau sampah besar seperti kasur, sofa, itu teman-teman harus turun, menyediakan alat berat. Kemudian juga ada sampah yang sering lolos di screen. Di screen ada lubang sekitar 5 sentimeter, seperti kabel, tali tampar, itu kalau lolos, masuk ke baling-balingnya, rumah pompa bisa mati,” jelasnya.
Di tempat terpisah, Kepala Bidang Jalan dan Jembatan DSDABM Kota Surabaya, Adi Gunita menambahkan, proyek di kawasan Jalan Ciliwung juga hampir rampung.
Meskipun sempat mengalami kendala di beberapa titik, tapi proyek ini terus dikebut agar selesai sesuai jadwal yang ditetapkan.
Baca Juga: Masuki Musim Hujan, Pemkot Surabaya Kebut Proyek Drainase di Kawasan Rawan Banjir
“Proyek di Jalan Ciliwung dan Jalan Kutai ditargetkan selesai pada awal November. Kami harapkan dengan terselesaikannya proyek ini, saluran di wilayah tersebut lebih siap menampung debit air,” ujar Adi.
Sementara itu, Kepala Bidang Drainase DSDABM Kota Surabaya, Windo Gusman Prasetyo menginformasikan, di kawasan Mayjen Sungkono pihaknya masih menyelesaikan pekerjaan peninggian jalur pedestrian di sisi utara serta pengecoran bangunan untuk pelaluan air.
“Kalau kita finishing di pagi sampai sore hari. Nah kalau kita lihat kondisi lalu lintas tidak terlalu macet, kita bisa langsung optimalkan. Nanti kita tambahi tim untuk percepatan, karena memang pelaluan ini cukup membahayakan kalau dibiarkan lama,” pungkas Windo.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.