JAKARTA, KOMPAS.TV - Direktur Women Crisis Center (WCC) Nurani Perempuan, Rahmi Meri Yenti, menyatakan bahwa Indra Septiarman (26) alias IS, pelaku pemerkosaan dan pembunuhan gadis penjual gorengan di Padang Pariaman, harus dihukum berat agar menimbulkan efek jera.
Seperti yang diketahui, setelah pengejaran selama 11 hari, IS berhasil ditangkap oleh pihak kepolisian yang bekerja sama dengan masyarakat setempat pada Kamis (19/9/2024).
Meri pun mengapresiasi keseriusan polisi dan peran aktif masyarakat setempat dalam mengungkap kasus dan menangkap pelaku.
Menurutnya, ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin peduli dengan kejahatan seksual yang banyak terjadi. Ia juga mendorong agar polisi menyelidiki keterlibatan pelaku lain dalam kasus itu.
“Peran aktif warga setempat menunjukkan kepedulian masyarakat untuk memerangi kejahatan seksual semakin tinggi. Ada kemarahan yang besar di masyarakat terhadap tindakan biadab yang dilakukan oleh pelaku,” kata Meri dikutip dari Kompas.id, Jumat (20/9/2024).
Lebih lanjut, Meri menegaskan bahwa pelaku harus dihukum berat agar dapat memberikan efek jera.
Apalagi, pihak kepolisian juga mengungkapkan, pelaku merupakan residivis yang sebelumnya pernah melakukan kekerasan seksual terhadap anak. Bahkan diketahui, pelaku juga pernah terlibat dalam kasus peredaran narkoba.
Meri meminta polisi tidak hanya menjerat pelaku dengan pasal pemerkosaan dan pembunuhan dalam KUHP saja.
Baca Juga: Kronologi Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan: Pelaku Beli Gorengan sebelum Lakukan Pemerkosaan
Akan tetapi, polisi juga harus menggunakan Undang-Undang Tindak Pindana Kekerasan Seksual dalam kasus tersebut agar hukuman terhadap pelaku bisa lebih berat.
”Pelaku harus diberikan sanksi yang lebih berat karena sudah melakukan kejahatan berulang kali. Pelaku tidak hanya harus dihukum, tapi juga menjalani rehabilitasi. Restitusi atau ganti rugi bagi keluarga korban juga harus diberikan,” ucapnya.
Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono dalam jumpa pers terkait kasus pengungkapan kasus pemerkosaan dan pembunuhan gadis penjual gorengan di Padang Pariaman, Jumat (20/9/2024), membeberkan bagaimana tindakan keji yang dilakukan pelaku terhadap korban NKS (18).
Kejadian ini berawal saat korban menjalankan rutinitasnya menjajakan gorengan mulai pukul 16.00 WIB di sekitar lokasi.
Setelah berangkat dari rumah untuk menjual gorengan berkeliling, pada sekira pukul 17.00 WIB, ada empat orang pemuda sedang duduk di warung melihat korban dari kejauhan dan hendak membeli gorengan.
Di antara para pemuda tersebut, terdapat pelaku berinisial IS yang saat ini sudah ditahan pihak kepolisian.
Suharyono menyebut proses keempat pemuda membeli gorengan korban berlangsung sampai pukul 17.10 WIB.
Dalam kondisi hujan lebat sore itu, setelah membeli gorengan korban, terbesit rencana dalam ingatan IS untuk memperkosa korban.
Baca Juga: Motif Pelaku Bunuh Gadis Penjual Gorengan, Niat Perkosa dengan Ikuti Korban Pulang ke Rumah
Kemudian pukul 18.25 WIB, tersangka melihat korban di Pasar Gelombang saat sedang berjalan menuju rumah.
Pelaku yang berpisah dari kelompoknya kemudian mengikuti korban. Sekitar jam 18.30 WIB, IS menghadang korban dan menyekapnya.
Saat menghadang, IS sudah menyiapkan tali rafia merah untuk mengikat korban, agar memudahkan niatnya memperkosa korban.
"Awal korban disekap, IS tidak merencanakan untuk membunuhnya, hanya untuk memperkosanya," ungkap Suharyono.
Namun karena korban melakukan perlawanan, IS kemudian menyekap korban selama 6 menit hingga tak sadarkan diri.
Saat tak sadarkan diri itulah, IS menyeret korban sejauh 200 meter lalu memperkosa korban di hutan.
Setelah melakukan tindakan bejatnya, pelaku kembali menyeret korban dan langsung menguburkannya pada pukul 19.30 WIB.
Saat hendak mengubur korban, pelaku juga mengaku sempat meminjam cangkul kepada warga sekitar.
Baca Juga: Pembunuh Gadis Penjual Gorengan Diancam Hukuman Mati, Ini Kata Kriminolog!
Pada jam 20.00 WIB, tersangka kembali pulang ke rumah dan mengganti pakainnya yang sudah kotor dan basah kuyup, karena kondisi cuaca hujan.
Setengah jam setelahnya, tersangka kembali lagi ke warung tempat terakhir ia bertemu korban.
"Jadi tersangka ini sehabis melakukan penyekapan dan pemerkosaan, tersangka langsung menguburkan korban," ungkap Suharyono.
"Semua rentetan itu, sesuai keterangan tersangka dipastikan kejadian mulai pemerkosaan sampai pemakaman berlangsung di hari yang sama," katanya.
Lebih lanjut, Suharyono juga meyakini bahwa korban NKS sudah tidak bernyawa saat dikubur oleh IS.
"Dari tim forensik disampaikan bahwa tidak ada bukti tenggorokan kotor atau udara masuk di paru-paru korban," ujarnya.
"Kuat dugaan sudah meninggal, tapi akan kami sampaikan lebih lengkapnya melalui hasil autopsi," ujarnya.
Baca Juga: Keluarga Gadis Penjual Gorengan Korban Pembunuhan Minta Pelaku Dihukum Berat!
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.