JAKARTA, KOMPAS.TV - Siswi kelas 4 SDN 10 Durian Jantung, Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), berinisial A meninggal dunia usai mengalami luka bakar akibat diduga dibakar salah satu teman sekolahnya.
Kakak sepupu A, Media Madona menyebut pihak terduga pelaku telah datang ke rumah korban dengan membawa uang Rp1 juta untuk meminta damai.
"Selama ini, kita sudah menunggu iktikad baik dari keluarga pelaku untuk datang ke rumah menemui kita, tapi buktinya tidak. Setelah didatangi polisi, dia baru datang ke rumah," kata Madona di Kompas Petang, Kompas TV, Sabtu (25/5/2024).
"Dia datang pada hari itu, sebelum Bapak Bupati Padang Pariaman datang. Dia datang paginya bawa uang Rp1 juta dan berbicara kepada tante saya: 'ini duit Rp1 juta, kita minta damai saja bagaimana'."
Ia pun menyebut pihaknya bukan mempermasalahkan jumlah uangnya, melainkan soal rasa kemanusiaan dari pihak terduga pelaku usai peristiwa tragis yang menimpa adik sepupunya tersebut.
Mengingat, pihak terduga pelaku yang ditunggu iktikad baiknya selama ini, baru muncul dan menemui keluarga korban usai didatangi polisi.
"Ini kan rasanya bagaimana ya, Rp1 juta minta damai. Kita bukan (melihat) dari segi uangnya, tapi rasa kemanusiaan dari awal kita tunggu, terlebih kita masih satu desa," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, korban A yang diduduk di bangku kelas 4 SD tubuhnya terbakar saat kegiatan membakar sampah di belakang sekolah.
Madona menyebut peristiwa mengenaskan yang menimpa saudaranya itu terjadi pada Februari 2024 lalu.
Menurut penjelasannya, insiden tersebut berawal dari guru yang meminta para siswa untuk gotong royong membersihkan kelas.
Di luar kelas, terdapat guru yang menyalakan api untuk membakar sampah yang dikumpulkan oleh para siswa.
Baca Juga: Kasus Siswi SD Tewas Diduga Dibakar Temannya, KemenPPPA: Kami Minta Polisi Usut Tuntas
Namun nahas, A yang saat itu berada di dekat dengan api, tiba-tiba disiram dengan bensin oleh satu murid laki-laki. Angin yang bertiup lalu menyambar tubuh A. Alhasil, api tersebut dengan cepat membakar tubuh A.
Setelah api menyambar, A berusaha menyelamatkan diri dengan berlari ke kamar mandi, namun pintu kamar mandi ternyata terkunci.
"Jadi dia lari ke kelas, sampai di depan kelas, adik saya sudah dilihat oleh teman dan guru-gurunya, semua teriak ketakutan. Kemudian gurunya melihat, disuruh adik saya ini guling-guling untuk memadamkan api, namun api tidak padam," jelasnya.
Beruntung, guru olahraga melihat kejadian tersebut dan segera memadamkan api di tubuh korban dengan baju yang dikenakannya.
Usai peristiwa tersebut, A yang mengalami luka bakar 80 persen kemudian dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.
Dalam penanganan medis, A pun sudah dioperasi sebanyak 4 kali. Namun keadaannya semakin memburuk, dan ia didiagnosis mengalami gizi buruk.
A pun menghembuskan napas terakhir pada Selasa (21/5). Kini Madona dan pihak keluarga menunggu keadilan untuk A.
Pihak keluarga berharap pihak kepolisian dapat mengusut kasus tersebut secara transparan dan tuntas.
"Kita berharap kasus ini terbuka, tidak ditutupi. Pasalnya, ini kan korbannya anak-anak dan terjadi di sekolah. Cukuplah adik saya menjadi korban atas perbuatan temannya yang menurut sekolah dan keluarga pelaku bercanda. Tapi kalau masalah nyawa, tidak ada bercanda-bercandanya," tegasnya.
"Jadi, jangan sampai ada kasus di sekolah lain berikutnya. Jadi cukuplah adik saya menjadi korban terakhir dari insiden seperti ini."
Baca Juga: Siswi SD Meninggal Diduga Dibakar Temannya, Keluarga Sebut Korban Kerap Dibully: Ditendang, Ditonjok
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.