"Kita berharap kasus ini terbuka, tidak ditutupi. Pasalnya, ini kan korbannya anak-anak dan terjadi di sekolah. Cukuplah adik saya menjadi korban atas perbuatan temannya yang menurut sekolah dan keluarga pelaku bercanda. Tapi kalau masalah nyawa, tidak ada bercanda-bercandanya," tegasnya.
"Jadi, jangan sampai ada kasus di sekolah lain berikutnya. Jadi cukuplah adik saya menjadi korban terakhir dari insiden seperti ini."
Diberitakan sebelumnya, korban anak A terbakar api di sekolahnya saat kegiatan membakar sampah di belakang sekolah.
Madona menyebut peristiwa mengenaskan yang menimpa saudaranya itu terjadi pada Februari 2024.
Menurut penjelasannya, insiden tersebut berawal guru meminta para siswa untuk gotong royong membersihkan kelas. Di luar kelas, ada guru yang menyalakan api untuk membakar sampah yang dikumpulkan oleh para siswa.
Madona menyebut, A yang saat itu berada di dekat dengan api, tiba-tiba disiram dengan bensin oleh satu murid laki-laki di sekolahnya.
"Kemudian angin datang dan langsung api itu menyebar ke tubuh adik saya," ucapnya .
Setelah api menyambar, A berusaha menyelamatkan diri dengan berlari ke kamar mandi, namun pintu kamar mandi ternyata terkunci.
"Jadi dia lari ke kelas, sampai di depan kelas, adik saya sudah dilihat oleh teman dan guru-gurunya, semua teriak ketakutan. Kemudian gurunya melihat, disuruh adik saya ini guling-guling untuk memadamkan api, namun api tidak padam," jelasnya.
Beruntung, guru olahraga melihat kejadian tersebut dan segera memadamkan api di tubuh korban dengan baju yang dikenakannya.
Usai peristiwa tersebut, A yang mengalami luka bakar 80 persen ini, kemudian dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif. Namun usai menjalani perawatan selama 4 bulan, korban meninggal dunia.
Baca Juga: Dirawat 4 Bulan, Siswi SD Asal Padang Pariaman Akhirnya Meninggal Karena Luka Bakar
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.