Sementara saksi lainnya, Samsul, yang merupakan juru parkir di dekat lokasi tawuran, mengaku melihat puluhan remaja membawa berbagai jenis senjata, mulai dari senjata tajam hingga batu dan kayu saat kejadian.
Ia juga mengaku sempat melihat ada seorang remaja yang terluka di bagian kepala dan tubuhnya akibat sabetan senjata tajam.
Ia mengatakan sempat menjauh dari lokasi tawuran lantaran takut melihat senjata tajam dan batu serta kayu yang dibawa oleh kedua kelompok remaja.
“Pada saat Ramadan pun kemarin sempat terjadi aksi tawuran antarkelompok remaja di wilayah sini,” ucapnya.
Ia mengatakan tawuran sudah sering terjadi di daerah itu.
Sementara Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Kepolisian Daerah (Polda) Lampung Komisaris Besar (Kombes) Umi Fadilah menyebut tawuran tersebut dipicu oleh saling ejek di media sosial.
Baca Juga: Tuntut Kenaikan Upah, Buruh Unjuk Rasa di Bandar Lampung
Umi mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, tawuran itu dipicu saling ejek di medsos masing-masing kelompok.
"Sebelum terjadinya tawuran, kedua kelompok itu saling ejek di akun medsos IG (Instagram) masing-masing," kata Umi saat dihubungi Kompas.com via telepon, Sabtu petang.
Berawal dari saling ejek secara daring tersebut, kedua kelompok kemudian menentukan rute atau lokasi untuk tawuran.
"Dimungkinkan adanya provokasi di antara kedua kelompok tersebut sehingga memicu adanya aksi keributan," tambah Umi.
Sumber : Kompas TV, Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.