MANADO, KOMPAS.TV - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan Bandara Sam Ratulangi (Samrat) Manado, Sulawesi Utara, masih belum aman untuk pesawat udara beroperasi. Sehingga penutupan bandara akibat semburan abu vulkanik Gunung Ruang akan masih ditutup hingga Jumat (3/5/2024) pukul 18.00 Wita.
“Bandara Sam Ratulangi masih terdampak, karena Poligon sebaran abu vulkanik Gunung Ruang menunjukkan bahwa Bandara Sam Ratulangi masuk dalam area sebaran, dan menurut AirNav Cabang Manado hal tersebut belum cukup safety bagi pesawat udara yang beroperasi,” kata Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah VIII Manado Ambar Suryoko, seperti dikutip dari Antara, Kamis (2/5/2024).
“Maka masih ditutup sampai besok hingga pukul 18.00 Wita. Status operasional bandara akan berubah-ubah menyesuaikan kondisi terkini,” ujarnya.
Ia menyampaikan, pihaknya terus melakukan pemantauan perkembangan situasi Gunung Ruang dan dampaknya terhadap bandara-bandara di sekitar.
Pemantauan itu dilakukan bekerja sama dengan para pemangku kepentingan terkait abu vulkanik, demi memastikan keselamatan penerbangan.
Baca Juga: Momen Keresahan Warga Menunggu Evakuasi, karena Terdampak Erupsi Gunung Ruang
Jika kondisi belum berubah maka penutupan akan diperpanjang. Ia berharap masyarakat bisa memaklumi kebijakan yang diambil. Lantaran penyebab penutupan bandara adalah bencama alam.
Selain Bandara Sam Ratulangi, ada beberapa bandara yang juga terdampak erupsi Gunung Ruang seperti Bandara Gorontalo, Bandara Naha, Bandara Siau, Bandara Bolaang Mongondow, dan Bandara Pohuwato. Namun beberapa bandara tersebut sudah kembali dibuka operasionalnya.
“Setelah dilakukan pengecekan paper test dan hasilnya negatif abu vulkanik bandara-bandara tersebut sudah dapat kembali beroperasi," ungkap Ambar.
Ambar mengimbau maskapai penerbangan untuk memberikan kompensasi kepada penumpang yang telah membeli tiket, termasuk opsi full refund, reschedule, ataupun re-route ke bandara terdekat jika seat masih tersedia.
Hal ini diharapkan dapat membantu penumpang yang terkena dampak penutupan bandara.
Hingga Jumat pagi, gumpalan asap tipis berwarna putih kelabu membumbung setinggi 200 meter dari pusat kawah Gunung Ruang.
Baca Juga: Suasana Kota Manado Usai Terdampak Erupsi Gunung Ruang
"Visual Gunung Ruang tanggal 3 Mei 2024, pukul 06:28 WITA, asap putih kelabu bertekanan lemah dengan tinggi 200 meter," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan dalam laporan tertulisnya.
Hendra menuturkan meski aktivitas vulkanik dan kegempaan Gunung Ruang saat ini cenderung landai, namun pihaknya masih menyematkan status level IV atau awas bagi gunung api bertipe strato tersebut.
Sepanjang hari ini (3/5) pukul 00:00 hingga 06:00 Wita, jumlah gempa vulkanik dangkal tercatat sebanyak 5 kali, gempa vulkanik dalam hanya 1 kali, gempa tektonik jauh ada 2 kali, dan tidak ada aktivitas erupsi.
Pada Kamis (2/5), data kegempaan yang tercatat oleh stasiun seismik Taliwang 1 kali gempa letusan, 29 kali gempa vulkanik dangkal, 5 kali gempa vulkanik dalam, 2 kali gempa tektonik lokal, 10 kali gempa tektonik jauh, dan 1 kali gempa tremor menerus.
PVMBG meminta penduduk di sekitar Gunung Ruang untuk tidak memasuki wilayah radius enam kilometer dari pusat kawah aktif Gunung Ruang.
Baca Juga: Polisi: Pelaku Beli Koper untuk Simpan Mayat dengan Uang Perusahaan yang Dipegang Korban
Sedangkan, penduduk yang bermukim pada wilayah Pulau Tagulandang masuk dalam radius enam kilometer agar segera dievakuasi ke tempat aman di luar radius enam kilometer.
Kemudian, penduduk di Pulau Tagulandang khususnya yang bermukim di dekat pantai agar mewaspadai potensi lontaran batuan pijar, luruhan awan panas, dan tsunami akibat material erupsi yang masuk ke laut atau runtuhan tubuh gunung api ke dalam laut.
Gunung Ruang diamati secara visual dan instrumental dari pos pengamatan gunung api yang berlokasi di Desa Tulusan, Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara.
Sebelum kejadian erupsi pada tahun 2024, Gunung Ruang pernah mengalami erupsi yang terjadi pada tahun 2002. Kala itu Gunung Ruang mengalami erupsi eksplosif yang disertai awan panas dan mengakibatkan kerusakan lahan dan pemukiman serta mengharuskan pengungsian penduduk.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.