Keempatnya masing-masing berjudul Phytagoras, Diorama, Serenada, dan Memoar yang menjadi refleksi otentik tentang tantangan yang dihadapi remaja saat ini.
Ahmad Wasil Mustofa selaku Lead Campaign SBMH menyatakan film merupakan medium pertemuan antara gagasan dan karya seni.
“Film menjadi medium pertemuan antara gagasan dan karya seni yang menjadi cerminan kondisi real yang dihadapi dan dari perspektif remaja secara otentik,” tuturnya.
Baca Juga: Putri Marino Bahagia Film Bergenre Romansa Hadir Lagi Lewat "The Architecture of Love"
“Kami berharap bisa menjadi object reflektif sekaligus pemantik percakapan berarti antara anak, orangtua, guru dan lingkungannya” Karya kolaboratif ini mengjajarkan tentang tujuan dan kepedulian bersama” lanjutnya.
Sementara, Febri Tugas Pratama selaku Project Lead Sekawan menyebut setiap film membawa cerita dan warna yang berbeda.
“Setiap film membawa cerita, warna, pengalaman dan rasa yang berbeda-beda. Membuat kita merefleksikan kembali hal-hal yang pernah dilalui dan bagaimana kita berucap dan berperilaku pada sesama, semoga menumbuhkan harapan dan kebaikan yang terus bertambah,” bebernya.
Dijelaskan, menonton film, diskusi dan upaya lain untuk menyebarkan kepedulian terhadap kesehatan jiwa remaja perlu disebarluaskan.
Hal ini juga merupakan ajakan bekerja bersama media, sekolah, instansi pemerintah dan komunitas-komunitas. Diharapkan melalui karya seni, penyebaran kampanye ini akan menjadi semakin luas.
“Dan menjadi sarana kreativitas anak muda dan bersama menyebarkan kepedulian kesehatan jiwa dengan hastag #CONNECTTOCARE.”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.