Pawai takbir yang digelar di sepanjang ruas jalan utama pantai timur Gili Trawangan itu tak ayal menyedot animo warga dan wisatawan.
Saat rombongan pawai melintas, dentum musik dari bar-bar pun berhenti demi menghormati seruan takbir dan tabuhan beduk.
Wisatawan lokal maupun asing pun berlomba mengabadikan kemeriahan pawai takbir lewat gawai ponsel mereka.
Pasangan Sofiane dan Dorine salah satunya. Dua wisatawan asal Saint Etienne, Prancis itu bahkan tak segan turut mengikuti perjalanan pawai takbiran.
“Ini sungguh indah, karena merayakan akhir Ramadan. Nyanyiannya, kembang api, indah!” ujar Sofiane.
“Kami pun muslim. Dan di negara kami, Prancis, tak ada perayaan meriah semacam ini. Buat kami, ini budaya yang sungguh berbeda. Dan sungguh membahagiakan menyaksikan banyak orang merayakan akhir Ramadan, kami sangat senang,” sambung Dorine.
Sofiane bahkan membagi perayaan Idulfitri di Prancis yang disebutnya sangat berbeda dengan Indonesia.
“Di Prancis, kami pergi salat Id di pagi hari, jam 7 atau 8, kami salat, dan setelahnya kami berkumpul bersama keluarga dan makan bersama, menghabiskan waktu bersama-sama,” tutur lelaki berjanggut ini.
Lebih lanjut ia menyebut, tak ada perayaan takbiran di akhir Ramadan semeriah di Indonesia.
“Tidak ada di Prancis, karena negara kami bukan negara muslim. Kami hanya pergi ke masjid dan salat bareng-bareng, lalu setelahnya semua orang berkumpul bersama keluarga masing-masing.”
Baca Juga: Kapolda Minta Warga Jakarta Tidak Lakukan Takbir Keliling
Pawai takbiran berakhir sekitar pukul 11 malam, dan warga pun membubarkan diri untuk beristirahat agar dapat menjalankan ibadah salat Idulfitri esok pagi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.