Baca Juga: Tali yang Terikat Disebut Jadi Kunci Ungkap Kasus Sekeluarga Tewas Terjun dari Aprtemen Penjaringan
“Bahkan si anak kan sudah tidak terdaftar di apa, terdaftar di sekolah dan juga sudah tidak melanjutkan satu tahun nggak sekolah. Dua duanya,” katanya.
Lebih lanjut, Gidion mengatakan, polisi terkendala dalam mengungkap kasus dugaan bunuh diri satu keluarga yang tewas usai melompat dari lantai 22 tersebut.
Karena dalam peristiwa bunuh diri biasanya ditemukan adanya tanda-tanda yang ditinggalkan oleh korban, baik berupa catatan digital ataupun pesan.
Namun, dalam kasus ini tidak ada jejak sama sekali. Termasuk telepon seluler milik para korban yang semuanya hancur dan sulit untuk diekstrak.
Karena sebab itu, polisi tidak bisa mendapatkan data apapun dari ponsel tersebut.
"Kasus yang kita tangani biasanya selalu meninggalkan jejak. Tapi, untuk kasus ini tidak ada sama sekali," kata Gidion kepada wartawan di Polres Jakut, Senin (18/3/2024).
Baca Juga: Jaksa Agung Sebut Dugaan Korupsi Rp2,5 Triliun di LPEI Terjadi Sejak 2019, Libatkan 4 Perusahaan
Selain itu, polisi pun tidak menemukan catatan apapun yang berisi pesan terakhir di tas milik satu keluarga yang terjun dari apartemen itu.
Pihaknya pun sampai saat ini masih mengumpulkan keterangan dari berbagai pihak untuk mengetahui penyebab satu keluarga itu nekat terjun dari ketinggian.
"Kami masih mengumpulkan semua keterangan untuk menetapkan penyebab kejadian tersebut," ucap Gidion.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.