JAKARTA, KOMPAS.TV - Sutomo, pedagang semangka di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, sempat cekcok dengan pelaku bernama Dedi Jaya sebelum tewas disiram air keras dan dibacok.
Diketahui, Sutomo tewas dibacok oleh seorang pria bernama Dedi Jaya yang berusia 28 tahun saat sedang bekerja pada Senin (8/1/2024) dini hari lalu.
Adalah Sudarto yang mengungkap bahwa korban pernah terlibat cekcok dengan pelaku Dedi Jaya pada suatu siang.
Sudarto merupakan pemilik kios tempat Sutomo bekerja. Ia mengaku sempat melerai keduanya saat cekcok.
Baca Juga: Pengakuan Pembunuh Pedagang Semangka di Kramat Jati: Saya Merasa Ditantang dan Dipermainkan Korban
"Waktu itu pernah cekcok, siang kalau tidak salah. Sudah saya lerai juga waktu itu," kata Sudarto di lokasi kejadian pada Kamis (11/1), dikutip dari video Kompas TV.
Ia mengatakan tidak mengingat pasti kapan peristiwa korban cekcok dengan pelaku itu terjadi. Namun, yang pasti cekcok itu terjadi hanya beberapa meter dari lapaknya.
Menurutnya, pelaku Dedi Jaya dan korban Sutomo saat itu terlibat adu mulut. Namun, Sudarto mengaku tidak tahu apa yang dibicarakan.
Ia menambahkan, saat cekcok antara keduanya terjadi, sempat mengundang perhatian para pedagang dan pembeli di area lapak buah-buahan itu.
Karena sebab itulah, Sudarto kemudian menghampiri Sutomo dan Dedi Jaya untuk melerai serta menjaga situasi tetap kondusif.
Ketika itu, ia sempat menanyakan permasalahan yang menjadi topik perdebatan mereka, dan apakah cekcok antara mereka sudah selesai.
Baca Juga: Usai Kepergok Selingkuh, Sutomo Pedagang Semangka Disebut Janji Tanggung Jawab Nikahi Istri Pelaku
"Jawabnya belum. Saya bilang, 'Kalau memang belum, silakan diselesaikan baik-baik di rumah secara kekeluargaan'," ujar Sudarto.
"Saya kasih tahu, (cekcok) dilihat banyak orang, malu, karena di pasar. Sudah saya lerai, kalau memang punya masalah jangan di pasar, ramai. Saya infokan begitu.”
Sebelumnya diberitakan Kompas.tv, seorang pedagang semangka bernama Sutomo menjadi korban pembunuhan di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Senin (8/1) sekitar pukul 01.00 WIB.
Korban Sutomo tewas setelah mengalami luka berat akibat serangan senjata tajam pada sejumlah bagian tubuh hingga terjadi pendarahan. Tak hanya itu, korban juga terluka diduga karena disiram oleh air keras.
Rekan kerja korban, Imron (26), mengatakan pembunuhan terhadap temannya itu bermula ketika korban sedang bertugas menjaga kios semangka pada malam hari.
Baca Juga: Rekaman CCTV Detik-detik Pedagang Semangka Tewas Usai Disiram Air Keras dan Dibacok dengan Celurit
Saat sedang melayani pembeli, kata Imron, korban tiba-tiba diserang oleh seorang pria. Saat melakukan penyerangan, pria itu menggunakan penutup wajah.
"Kalau dilihat dari CCTV itu pas lagi melayani pembeli, langsung diserang. Pelaku satu orang, dia pakai slayer (penutup) wajah dan kupluk jaket," kata Imron dikutip dari TribunJakarta, Senin (8/1).
Imron menuturkan, aksi pembunuhan terhadap Sutomo tersebut terekam oleh kamera pengawas CCTV yang dipasang di kios tempat kerja korban.
Dalam rekaman CCTV itu, tampak pelaku seketika datang dan langsung menyiramkan cairan yang diduga adalah air keras ke arah leher, pundak, dan kepala korban.
Adapun dugaan cairan yang disiramkan adalah air keras, karena saat kejadian, korban seketika kesakitan. Sejumlah kulit semangka yang terkena cipratan tampak melepuh.
"Saya enggak tahu pasti itu air apa, tapi kayaknya air keras. Karena kulit semangka saja pada melepuh. Sepertinya si pelaku ini sudah menyiapkan semacam botol buat menyiram," ujar Imron.
Baca Juga: Pedagang Semangka di Kramat Jati Dibunuh, Korban Disiram Air Keras dan Dibacok saat Layani Pembeli
Selanjutnya, ketika korban tengah kesakitan karena disiram air keras dan hanya bisa melindungi kepala dengan tangannya, pelaku secara membabi buta menyerang Sutomo menggunakan senjata tajam.
Dari CCTV terlihat bahwa pelaku membacok Sutomo sebanyak empat kali menggunakan sebilah celurit. Setelah itu, pelaku kabur.
"Setelah membacok itu pelaku kabur. Korban awalnya masih hidup, tapi pas dibawa pedagang lain ke RS Harapan Bunda, di sana meninggal. Kemungkinan kehabisan darah," tutur Imron.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.