JAKARTA, KOMPASTV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG mengungkapkan penyebab gemba bumi magnitudo (M) 6,4 yang terjadi di wilayah Bonggo, Sarmi, Papua, Minggu (31/12/2023) dini hari.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyebut, gempa tersebut dipicu adanya aktivitas sesar naik di Zona Anjak Mamberamo.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar naik di zona Anjak Mamberamo," kata Daryono dalam keterangan tertulisnya, Minggu.
Ia menambahkan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Sementara itu, gempa bumi tersebut menimbulkan guncangan di daerah Kabupaten Jayapura dengan skala intensitas III-IV MMI (modified mercally intensity).
Gempa juga terasa di daerah Kota Jayapura, Sarmi dan Wamena dengan skala intensitas III MMI.
Untuk diketahui, skala MMI (Modified Mercalli Intensity) adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi.
Baca Juga: Warga Banyuasin Palembang Digemparkan dengan Temuan 4 Jenazah Keluarga
Skala III MMI dimaksudkan getaran dirasakan nyata dalam rumah.
Terasa getaran seakan-akan ada truk yang tengah melintas.
Sementara skala III - IV MMI artinya apabila pada siang hari getaran dirasakan oleh banyak orang dalam rumah.
Lebih lanjut, ia menyebut, hingga pukul 00.42 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 1 aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
Adapun gempa yang terjadi di Sarmi Papua dini hari tadi terjadi pukul 00.16 WIB.
Daryono juga memutakhirkan informasi gempa yang pada awalnya berkekuatan magnitudo 6,5 di wilayah timur laut Kobagma, Papua Pegunungan, menjadi magnitudo 6,4 di wilayah Bonggo, Sarmi, Papua.
"Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,96 lintang selatan dan 139,42 bujur timur atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak satu kilometer arah selatan Bonggo, Sarmi, Papua, dengan parameter update magnitudo 6,4," Jelasnya.
Meski demikian ia menyebut gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Lebih lanjut Daryono mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Ia juga mengimbau agar menghindar dari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah," ucapnya.
Baca Juga: BNPB: Dampak Gempa Sukabumi, 102 Warga Bogor Mengungsi
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.