Izak menduga kedua organisasi tersebut sudah merencanakan bakal membuat kerusuhan, mengulang peristiwa kerusuhan Jayapura yang terjadi pada 29 Agustus 2019.
"Saya pikir mereka sudah merancangnya, kami juga sudah melihat kemarin. Perjanjian awal, saya juga ikut rapat,” kata Izak.
“Itu jam 12 jenazah sudah bergerak (dari STAKIN) karena jam 14.30 sudah harus dimakamkan, itu sudah kesepakatan antara gereja, masyarakat dan keluarga almarhum.”
Pada perjalanan arak-arakan jenazah dari Bandara Sentani ke STAKIN, massa yang berada di bagian tengah mulai bersikap anarkis dengan melempar batu ke arah bangunan dan menyerang Pj Gubernur Papua Ridwan Rumasukun.
"Tetapi kemarin, massa merubah, yang tadinya tidak diarak mereka arak, yang harusnya jam 12 sudah berangkat dengan waktu tempuh yang jauh, mereka tidak mau, mereka paksa harus jalan kaki," tutur Izak.
Baca Juga: Belasan Ruko Dibakar Saat Arak-arakan Jenazah Lukas Enembe, Kerugian Ditaksir Capai Rp2 Miliar
Izak menuturkan aparat keamanan sudah memprediksi mengenai ancaman gangguan keamanan saat jenazah Lukas Enembe tiba di Jayapura. Karena itu, langkah antisipasi sudah disiapkan dan aksi perusakan bisa diminimalisasi.
"Plan B sudah kita siapkan, ini akan terjadi aksi massa, sehingga di sejumlah tempat sudah kita amankan, tapi karena keterbatasan jumlah personel TNI dan Polri, tentu kami punya keterbatasan mengamankan secara keseluruhan," ucap Izak.
Seperti diketahui, mantan Gubernur Papua Lukas Enembe meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, pada Selasa (26/12/2023).
Sebelum meninggal, Lukas Enembe sudah menjalani perawatan intensif selama beberapa hari akibat gagal ginjal.
Baca Juga: Keluarga Lukas Enembe Minta Maaf atas Kericuhan saat Arak-arakan Jenazah
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.