Jumlah polisi juga disebut sebagai kendala kecepatan kerja polisi sehingga dinilai kurang gesit dan responsif terhadap setiap laporan yang masuk dari masyarakat.
Ia menilai, kinerja petugas Bhabinkamtibmas di lingkungan Bogor Barat juga masih belum responsif.
“Situasi KDRT yang berat juga bisa membahayakan jiwa petugas polisi. Padahal, saya bertanya-tanya, seberapa jauh polisi kita sudah terlatih agar bisa menangani insiden KDRT secara aman,” tegasnya.
Terkait dugaan P sebagai pembunuh keempat anaknya, Reza menilai bahwa kasus ini tidak bisa lagi dipandang sebagai KDRT, tetapi pembunuhan berencana.
“Sebutan kejadian ini sebagai KDRT sepertinya tidak lagi memadai. Ini tepat disebut pula sebagai kasus pembunuhan berencana terhadap anak. Kalau pelakunya waras, hukum mati.”
Baca Juga: 4 Anak di Jagakarsa Diperkirakan Tewas Lebih dari 2 Hari, RS Polri Kramat Jati Lakukan Autopsi
Diberitakan Kompas.tv sebelumnya, warga di Jagakarsa dihebohkan dengan ditemukannya empat jasad anak yang terkunci di dalam kamar di sebuah rumah kontrakan, Rabu (6/12) sore.
Ayah dari keempat anak, P, ditemukan di kamar mandi dalam keadaan bersimbah darah dan ada pisau di tubuhnya. Diduga P mencoba melakukan bunuh diri.
Saat ini, jenazah empat anak sudah dibawa ke Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati untuk dilakukan autopsi. Sedangkan P dirawat di Rumah Sakit Umum Aulia Jagakarsa dan rencananya akan dipindah ke RS Polri Kramat Jati.
Sementara, istri P, D, dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Minggu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.