Ia mengatakan, SH menyerahkan mantan istrinya kepada laki-laki lain yang tinggal di Desa Bedali, Kecamatan Ngancar, Kediri, Jawa Timur.
Usai kejadian itu, Subagyo mengaku tak pernah melihat Fitriani datang ke rumah SH di Blitar. Ia mengaku jarang berada di rumah yang karena sering kerja di luar kota.
"Kalau soal korban apakah pernah datang lagi ke rumah, itu saya kurang tahu, karena saya sering luar kota," ujarnya.
Baca Juga: Polisi Ungkap Identitas Kerangka Manusia yang Dicor di Blitar, Ternyata Istri Pemilik Rumah Lama
Ia mengatakan, istrinya (yang merupakan kakak kandung SH) pernah bercerita bahwa Fitriani sempat datang ke rumah SH di Blitar.
"Saya dengar cerita dari istri dan tetangga pernah melihat korban datang lagi ke rumah SH. Setelah itu (korban) hilang," katanya.
Istri Subagyo yang bernama Arif Indarsah (48) pernah bertanya kepada SH tentang ke mana perginya Fitriani. Akan tetapi, SH mengatakan Fitriani sudah pergi ke Surabaya.
"Istri saya pernah tanya kepada SH istrinya kemana? Dia (SH) bilang ke luar kota, ke Surabaya," ujarnya.
Sekitar dua bulan lalu, SH menjual rumah warisan dari orang tua kepada Sugeng Riyadi, kakak iparnya. Sugeng Riyadi merupakan suami dari Domiratul Qusnah, juga kakak SH.
"Rumahnya dijual kepada Sugeng, itu juga masih ipar. Dijual Rp 105 juta, dibayar tunai," kata Subagyo.
Subagyo tidak tahu alasan SH menjual rumah. Namun, setelah menjual rumah, SH kembali membuka kafe di Wates, Kabupaten Kediri.
"Saya tidak tahu kenapa rumah dijual, entah faktor ekonomi atau mungkin sudah tidak betah tinggal di sini. Pernah bilang, setelah jual rumah mau pergi dari sini (Desa Bacem)," terangnya, dilansir dari Surya.co.id.
Sumber : Tribunnews
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.