JAKARTA, KOMPAS.TV - PT Kereta Api Indonesia (Persero) memastikan perjalanan kereta api di jalur rel antara Stasiun Sentolo – Stasiun Wates, Kulonprogo, Yogyakarta, telah berangsur normal kembali.
Sejak Sabtu (21/10/2203), seluruh perjalananan KA yang melintas di petak jalur tersebut sudah bisa dilalui dengan puncak kecepatan 80 km/jam. Sebelumnya jalur itu sempat ditutup imbas kecelakaan antara KA Argo Semeru dengan KA Argo Wilis beberapa waktu lalu.
Insiden itu menyebabkan perjalanan kereta jarak jauh yang melintasi jalur Selatan menjadi terganggu. EVP of Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji mengatakan, mulai lancarnya operasional kereta api ini berkat kerja keras dan kolaborasi dari seluruh jajaran unit KAI. Serta dibantu dengan stakeholders eksternal lainnya, sehingga proses perbaikan jalur rel berjalan dengan cepat dan lancar.
Baca Juga: Ternyata Selama Ini Rel Kereta Tidak Tersambung Secara Utuh, Ini Alasannya | SINAU
Sebanyak kurang lebih 60 personel dikerahkan untuk memperbaiki jalur antara Stasiun Sentolo – Stasiun Wates dengan menggunakan alat perawatan jalan rel jenis MTT sebanyak 2 unit dan jenis PBR 1 unit.
Adapun material yang digunakan dalam proses perbaikan jalur tersebut yaitu 350 buah bantalan rel, 200 meter Potongan rel, dan 400 m3 batu kricak.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak atas kerja samanya dalam menangani kejadian anjloknya KA Argo Semeru beberapa hari yang lalu, serta langkah-langkah normalisasi jalur sehingga dapat dilalui KA dengan normal kembali,” kata Agus dalam keterangan resminya, Minggu (22/10).
Baca Juga: BRI Tawarkan Diskon Tambahan, Ini Cara Beli Tiket Kereta Cepat Whoosh Pakai Aplikasi BRImo
“Terkait penyebab anjloknya KA 17 Argo Semeru, KAI telah berkoordinasi dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Kementerian Perhubungan untuk menginvestigasi kejadian ini,” ujarnya.
Ia nenegaskan, KAI tetap fokus dan berkomitmen terhadap keselamatan dan pelayanan optimal kepada seluruh pelanggan.
KAI juga berkomitmen melakukan berbagai evaluasi agar jajarannya selalu siap dalam mengantisipasi perubahan iklim yang sangat ekstrim saat ini. Antisipasi tersebut telah tertuang dalam SOP AMUS (Alat Material Untuk Siaga).
"Dalam sistem AMUS tersebut sudah disiapkan dari kesiapan peralatan dalam penanganan gangguan di jalur rel, ketersediaan material cadangan prasarana dan kesiapan para personilnya,” ujarnya.
Baca Juga: Tegas! Kementerian Investasi Sudah Cabut Izin Usaha Hotel Sultan di Senayan
Sebelumnya, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJP) dari Kementerian Perhubungan, dan PT KAI telah menginvestigasi penyebab anjloknya KA Argo Semeru.
Salah satu yang akan diinvestigasi adalah dugaan iklim panas ekstrem yang terjadi saat ini.
“Cuaca panas ini juga akan kita waspadai. Ini kan rel dari besi, itu yang kita tidak tahu,” kata Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo, di Kalimenur, Rabu (18/10).
Ia mengatakan, kereta dan rel kereta sejatinya dalam kondisi baik. Karenanya, perlu investigasi untuk memastikan penyebab kereta anjlok.
Baca Juga: Bahlil Pastikan Xinyi Group akan Tetap Investasi di Rempang Eco City: Mungkin Juga Tahun Ini
Semua aspek bakal diteliti, termasuk masinis. Hasil investigasi akan menentukan langkah KAI.
“Terlalu dini kalau kita menyampaikan penyebabnya sekarang,” ujar Didiek seperti dikutip dari Kompas.com.
“Kami akan investigasi bersama KNKT dan akan diambil langkah secara governance,” ujarnya.
Direktur Keselamatan Perkeretaapian dari DKPDJKP, Erni Basri mengungkapkan, suhu ekstrem pada besi mungkin saja bisa berdampak. Karenanya investigasi akan sampai ke arah itu.
Baca Juga: Menteri ESDM Sebut Pembagian Rice Cooker Gratis akan Dimulai November 2023
“Secara suhu kita melihat dan rasakan sendiri memang dalam rel itu sendiri kita lihat materialnya besi. Jadi (memungkinkan) ada pengaruh panas. Itu nanti akan diteliti kembali,” kata Erni Basri.
Sampai kini, masinis salah satu yang sudah menjalani pemeriksaan. Pemeriksaan terutama pada kelengkapan mengemudi masinis sebelum mengendalikan kereta.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.