SURABAYA, KOMPAS.TV - Perempuan asal Surabaya, Jawa Timur Ida Susanti (59) merasa ditipu usai dinikahi suaminya, yang ternyata seorang perempuan bernama Nardinata Marshioni Suhaimi (NMS). Sang suami diduga memalsukan identitas dan jenis kelamin.
Korban mengaku telah melaporkan kasus dugaan penipuan ini sejak tahun 2002 tapi hingga kini belum ada kejelasan dari pihak kepolisian.
Ida mengaku mengetahui identitas suaminya yang ternyata perempuan itu saat akte sertifikat rumah korban telah berpindah kepemilikan, yang diduga diserobot suaminya itu.
Saat melapor ke kepolisian, korban telah melampirkan bukti berupa tiga kartu tanda penduduk (KTP) milik pelaku dengan nama yang berbeda.
Hingga kini polisi belum bisa menangkap terlapor meski kepolisian sudah menerbitkan surat daftar pencarian orang (DPO) sejak 2007. Bahkan, menurut penuturan Ida, suaminya telah memalsukan sertifikat rumah.
"Sertifikat baru, yang suami saya tanpa izin dan tanpa sepengetahuan aku, memalsukan identitas, mengatakan bahwa sertifikat itu hilang dan dia melaporkan ke BPN ternyata dipalsukan dan direkayasa dan dijual ke keponakannya dia sendiri," kata Ida, dilansir dari cuplikan program Sapa Indonesia Pagi, Kompas TV, Senin (2/10/2023).
Baca Juga: Mahfud MD Siap Turun Tangan Bantu KPK Usut Dugaan Korupsi di Kementerian Pertanian
Sebelumnya, kisah ini dibagikan oleh akun Tiktok Ida dengan nama akun @yolayola8040.
Dalam akun itu, Ida mengisahkan jika dirinya awalnya kenal dengan perempuan yang menikahinya yang berinisial NMS.
Perkenalan mereka terjadi pada bulan Juni tahun 2000 lewat pesan SMS. Kemudian pada 26 Juni 2000, NMS datang bersama kakaknya Y untuk menemui Ida.
Ida pun diajak makan bersama di restoran dan disitu ia diperlihatkan KTP serta akta kelahiran milik NMS. Ida tak merasa janggal karena di akta kelahiran, NMS tertulis lahir sebagai laki-laki.
Tiga Minggu kemudian, NMS datang ke rumah untuk melamar. Ida pun mengunggah dirinya saat acara tukar cincin dengan NMS.
Pada 30 Juli 2000, Ida pergi ke Jakarta untuk melakukan penandatanganan surat nikah di sebuah hotel, sedangkan surat pernikahannya keduanya dikeluarkan oleh catatan sipil Jakarta.
“Saya pun ditemani kakak saya dan anaknya karena akan melakukan penandaranganan surat nikah di hotel, surat nikah dikeluarkan oleh catatan sipil Jakarta,” tulis Ida.
Beberapa waktu berikutnya, kata Ida, NMS mengaku jika ia menikahi Ida bukan karena butuh istri, tapi butuh pendamping saja untuk menemaninya kemana-mana.
Ida mengaku syok menangis dan bertengkar dengan NMS. Ia mengaku dipukuli hingga diancam akan dibunuh oleh suaminya itu.
Baca Juga: Megawati Respons Wacana Duet Prabowo-Ganjar: Aku di Rumah Melongo, Ketua Umum Malah Gak Ngerti
“Saya pun shock, kaget dan menangis, lalu kami berantem hebat, saya dipukuli dan diancam mau dibunuh, dia juga meminta saya untuk mengurus abu orangtua serta tiga orang anak angkatnya,” tulis Ida.
Karena merasa terdesak, Ida menuruti permintaan suaminya. Namun Ida tak ingin hidup dengan NMS lagi. NMS pun menyanggupi akan memberikan biaya kehidupan dan membelikan rumah untuk Ida.
Ida lalu dibelikan sebuah rumah di Daerah Pakuwon City setelah tiga bulan menikah. Setelah itu, Ida membuka usaha di rumah tersebut.
Akan tetapi, berapa bulan kemudian toko Ida didatangi perempuan berinisial E yang mengaku istri NMS di Balikpapan. Ida mengaku sering bertengkar dan mendapat KDRT dari NMS.
Hingga pada akhirnya, tahun 2002 Ida memutuskan untuk melaporkan NMS ke Polda Jatim.
Kemudian pada 29 Juli 2007, keluar surat Daftar Pencarian Orang (DPO) atas nama NMS.
Namun sama saja, laporan itu tak membuahkan hasil.
Kini rumah yang ditinggali oleh Ida telah dieksekusi pada 8 Juli 2023 oleh pihak pengadilan.
Dirinya pun berharap keadilan dari pihak kepolisian untuk mengusut kasusnya.
Ida sempat menyebut dalam videonya jika pelaku NMS adalah adik dari pengusaha terkenal di Indonesia.
Sumber : Kompas TV, Tribunnews
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.