Korban juga telah menjalani tes psikologi di RS Bhayangkara Polda Jatim.
Sementara, Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Gresik AKBP Adhitya Panji Anom, Kamis (21/9/2023), menyatakan hal senada.
Panji Anom menyebut, tidak ditemukan pendarahan pada mata korban usai dilakukan visum di RSUD Ibnu Sina Gresik.
"Jadi hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter tidak ditemukan pendarahan pada sobekan mata dan hasil visum pelendir bola mata dalam keadaan normal. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan," tegasnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga menjelaskan bahwa CCTV sekolah terakhir aktif pada awal Juni 2023 lalu.
"Hasil labfor CCTV tersebut aktif terakhir 1 Juni 2023. Setelah CCTV dalam kondisi mati tersebut tidak merekam aktivitas elektronik sampai dengan 18 Agustus."
"DVR dinyatakan dalam bahasa lain selama kurun waktu 1 Juni 2023 - 18 Agustus 2023 DVR CCTV tidak merekam situasi kejadian yang ada di lingkungan sekolah dikuatkan data lock file di DVR tidak ada," paparnya, Kamis (21/9/2023), dikutip dari TribunJatim.com.
Polisi juga telah memeriksa 47 saksi untuk mengetahui kronologi korban mengalami kebutaan saat berada di sekolah.
"Kami temukan dari 47 saksi yang sudah diperiksa memang sampai saat ini belum ada yang melihat langsung kejadian tersebut, namun kami akan tetap tambah jumlah saksi yang kami periksa sehingga membuat jelas," sambungnya.
Baca Juga: Kasus Siswi SD Buta Dianiaya Kakak Kelas, DVR CCTV di TKP Dikirim ke Labfor Polda Jawa Timur
Sebelumnya diberitakan, SA mengalami kebutaan diduga karena matanya dicolok tusuk pentol saat berada di sekolah.
Kasus ini terjadi pada 7 Agustus 2023 lalu yang mengakibatkan korban mengalami trauma hingga enggan masuk sekolah.
Sumber : tribunnews.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.